Hillary: Putin Inginkan Presiden AS Jadi Bonekanya

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 20 Oktober 2016 | 10:11 WIB
Hillary: Putin Inginkan Presiden AS Jadi Bonekanya
Debat terakhir Capres AS Clinton-Trump. [Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 'Pertarungan terakhir' antara calon presiden Amerika Clinton-Trump akhirnya digelar. Di debat putaran terakhir ini Hillary Clinton dan Donald Trump telah saling serang.

Salah satu bahasan paling 'hangat' adalah seputar Presiden Rusia Vladimir Putin. Awalnya, Clinton membuka menyampaikan apa saja yang akan diterima masyarakat AS jika memilih Trump yang mendukung penuh langkah Putin.

"Anda akan menyukai semua yang dilakukan Putin. Karena dia (Trump) benar-benar mengaguminya. Putin menginginkan presiden AS sebagai bonekanya," tutur Clinton.

Pernyataan itu langsung dibalas Trump.

"Saya tidak mengenal Putin tapi dia mengatakan hal baik soal saya. Dia (Clinton) membenci Putin karena dia kalah pintar dari Putin," ucapnya.

Selain itu, dalam debat itu Clinton berjanji akan mengedepankan hal wanita dan LGBT sedangkan Trump akan melindungi kepemilikan senjata. Dia juga menolak berandai-andai, baik jika dia terpilih setelah dia merasa beberapa hari terakhir ini 'dicurangi'.

Jajak pendapat menunjukkan Trump kehilangan 'kunci' dalam pertempuran ini, setelah dituduh melakukan penyerangan seksual. r Hal ini muncul setelah beredar video dia membuat komentar cabul tentang berbuat tidak senonoh kepada perempuan, yang diketahui sebagai anggota senior dari Partai Republik yang membelot dia.

Debat ini kerap menjadi pertimbangan masyarakat AS untuk memilih dan memberikan suara mereka pada 8 November medatang. [BBC]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI