Suara.com - Hari ini, para pemuka lintas agama yang tergabung dalam Inter Religion Council Indonesia membuat pesan bersama untuk masyarakat Indonesia menjelang pilkada serentak yang akan diselenggarakan tahun 2017.
Sekretaris Jenderal Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Gomar Gultom mengatakan pesan bersama bertujuan untuk menangkal indikasi perpecahan antar umat beragama akibat propaganda bernuansa suku, agama, ras, dan antar golongan.
Pernyataan bersama ini dibuat menyusul situasi jelang pilkada Jakarta akhir-akhir ini.
"Menyatakan keprihatinan mendalam atas berkembangnya suasana kehidupan bangsa yang menampilkan gejala pertentangan dan wacana antagonistik di kalangan masyarakat," kata Gomar dalam konferensi pers di kantor The Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations, Jalan Kemiri 24, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/10/2016).
Gomar mengatakan suasana tersebut potensial mengganggu kerukunan hidup antar umat beragama yang sudah terjalin baik selama ini.
Kepada peserta pilkada, Gomar berpesan kepada mereka agar jangan berucap dan bersikap yang dapat menimbulkan reaksi berlebih dari kelompok lain.
"Memesankan kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dalam perkataan dan perbuatan yang dapat mendorong pertentangan dalam masyarakat majemuk, terutama menyinggung wilayah sensitifitas menyangkut keyakinan agama, ras dan suku," ujar Gomar.
Pemerintah, kata Gomar, juga harus berperan aktif supaya masyarakat tidak larut dalam propaganda politik SARA.
"Memesankan kepada pemerintah untuk segera hadir sebagai kewenangan dan tanggung jawabnya untuk mengatasi gejala dan gelagat pertentangan dalam kehidupan masyarakat, baik melalui pendekatan pencegahan maupun penanggulangan masalah," tutur Gomar.
IRC mengecam segala bentuk kekerasan atas nama apapun karena hal telah menciderai pesan agama.
"Menyatakan pandangan agama-agama bahwa segala bentuk tindak kekerasan adalah tidak etis dan merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai agama. Sebab itu kami memesankan kepada segenap warga masyarakat untuk menghindarkan diri dari segala macam kekerasan, baik kekerasan fisik, kekerasan verbal, maupun kekerasan modal," kata Gomar.
IRC mendorong penyelenggaraan pilkada berlangsung jujur dan adil serta tetap menomorsatukan nilai-nilai moral dan etika.
"Dipesankan kepada pemerintah dan penyelenggara pemilu untuk melaksanakan pemilu sesuai dengan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku secara konsisten dan konsekuen," kata Gomar.
Umat beragama diajak berdoa supaya bangsa ini terhindar dari malapetaka perpecahan.
"Agar memiliki kekuatan lahir dan batin dalam menghadapi tantangan dan ancaman, baik yang datang dari luar maupun dalam negeri yang menginginkan perpecahan bangsa dan keruntuhan negara," kata Gomar.
IRC terdiri dari Majelis Ulama Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia, Perwakilan Ummat Buddha Indonesia, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.