Suara.com - Peneliti Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Sri Budi Eko Wardani berpendapat demonstrasi organisasi masyarakat Islam pada Jumat (14/10/2016) lalu tak akan berpengaruh pada tingkat elektabilitas Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di pilkada Jakarta tahun 2017. Isu agama dan etnis dinilai sudah tak efektif untuk menjatuhkan lawan politik, khususnya di Jakarta.
"Memang untuk mengukur elektabilitasnya apakah turun atau tidak perlu survei terlebih dahulu. Namun menurut saya untuk kasus pilkada DKI Jakarta, isu SARA yang mulai ramai digencarkan dalam menyerang petahana tidak efektif," kata Sri kepada Suara.com di Media Center KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Minggu (16/10/2016).
Masyarakat Jakarta, kata Sri, mayoritas merupakan pemilih rasional.
"Warga Jakarta yang kelas menengah ke bawah justru tidak terlalu melihat isu agama. Mereka lebih mempertahankan apa yang ia dapatkan dan rasakan secara materil dari seorang figur tersebut, misalnya KJP (Kartu Jakarta Pintar), KJS (Kartu Jakarta Sehat) dan lainnya," ujar dia.
Dalam konteks itu, menurut Sri, Ahok lebih unggul di mata masyarakat dibandingkan dua calon gubernur yang menghadapinya.
Sri menyontohkan isu agama dan etnis yang tak mempan dipakai di Jakarta. Pada pilkada tahun 2012, ketika Ahok berpasangan dengan Joko Widodo, juga diserang dengan isu tersebut. Kenyataanya, mereka tetap terpilih.
"Kasus maraknya isu SARA sekarang kan hampir sama dengan yang terjadi ketika pilkada DKI 2012 lalu, tapi kan gak berefek signifikan. Ketika itu warga Ibu Kota sudah jenuh dengan petahana yang sudah lama menjabat dan tak ada perubahan, jadi mereka mempertaruhkan pilihannya untuk memilih calon alternatif untuk perubahan," tutur dia.