Kisah Para Pemandi Mayat, Jalani Pekerjaan dengan Ikhlas

Siswanto Suara.Com
Selasa, 11 Oktober 2016 | 19:33 WIB
Kisah Para Pemandi Mayat, Jalani Pekerjaan dengan Ikhlas
Ilustrasi jenazah. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Nurdiansyah mengatakan semua pekerjaan pasti ada saja keluhannya. Tetapi, dia tetap kuat dan berusaha menerima apapun tanggungjawab.

Saat berbincang dengan Suara.com, Nurdiansyah didampingi koordinator pemandi jenazah Hendra Lukito.

Lelaki berusia 60 tahun ini kemudian menceritakan proses memandikan jasad tetap mengikuti tata cara, Islam, Kristen, Hindu, atau Buddha.

"Cara memandikannya sama, cuma setiap agama kan memiliki adat yang berbeda seperti muslim kan harus panggil ustadz dulu. Dan kalau yang Kristen mandiin jenazah orang Kristen, kalau yang muslim mandiin yang muslim dan lain sebagainya," tuturnya.

Hendra mengatakan setiap memandikan satu jenazah, biasanya dilakukan tiga orang. 

Lebih jauh dia mengakui tak semua orang dapat melakukan pekerjaan ini. Dia menyebut pekerjaan ini merupakan panggilan. Mereka yang tak terpanggil biasanya tak bertahan lama dan resign.

"Menurut saya pekerjaan ini pekerjaan panggilan, banyak yang tidak betah, ada yang jijiklah, muallah dengan jenazah," kata dia.

Dia bersyukur kepada yang Maha Kuasa sampai sekarang tetap dapat memberikan pelayanan yang terbaik. Dan selalu terhindar dari berbagai penyakit.

"Dan Tuhan itu Maha Adil karena, bagaimana pun juga kita yang kerja seperti gini punya niat baik penyakit apapun tidak tertular penyakit," katanya.

Lalu, dia mengisahkan salah satu pengalamannya. Suatu hari saat di jalan tol, dia melihat ada kecelakaan lalu lintas. Tanpa berpikir panjang, dia langsung membantu menangani korban-korban yang bersimbah darah. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI