Suara.com - Ini kisah petugas pemandi jenazah Rumah Duka Persatuan Gereja Indonesia Cikini, Jalan Raden Saleh, nomor 40, Jakarta Pusat. Salah satu petugas bernama Nurdiansyah.
Karena ditemui Suara.com di sela tugas, Selasa (11/10/2016), Nurdiansyah tak menceritakan seluruh kisah. Dia hanya menyampaikan bagian-bagian yang penting saja.
Dia mengatakan menghormati pekerjaannya yang tak banyak dipilih kebanyakan orang. Baginya semua pekerjaan adalah berkah.
"Iya saya betah nggak betah, soal memandikan jenazah ini. Soalnya, kan demi menafkahi anak, istri, mau nggak mau ya tetap jalani saja," tutur Nurdiansyah.
Nurdiansyah baru sekitar tiga bulan menjadi petugas yang mengurusi jenazah. Ayah satu anak ini terlihat tenang.
Jenazah yang dia urus, biasanya adalah pasien yang meninggal karena sakit atau karena memang karena usia sudah tua.
Nurdiansyah kemudian menceritakan pada proses memandikan jasad. Pertama-tama tentu saja menyiapkan peralatan, seperti meja, air, gayung, kapas.
"Saat mau mandiin mayat, ada beberapa alat yang disiapkan. Seperti meja, kan buat tidur, kan mayat, kapas buat lap kain untuk menutup tubuhnya," katanya.
Nurdiansyah melakukan tugas dengan ikhlas. Awalnya saja dia merasa kurang nyaman karena memang proses penyesuaian. Lama-lama menemukan ketenangan dalam menjalankan pekerjaan.
"Saya sih biasa saja," kata dia.