Polisi Teliti Video Asli Ahok Saat Ucap Ayat Al Quran

Selasa, 11 Oktober 2016 | 16:08 WIB
Polisi Teliti Video Asli Ahok Saat Ucap Ayat Al Quran
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar. [Suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Reserse Kriminal Polri sedang menangani sejumlah laporan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Ada laporan terkait penistaan agama. Semua proses penyelidikan, penyidikan akan dijalankan. Apakah proses pengumpulan alat bukti itu nanti berhasil menemukan alat bukti bahwa benar telah terjadi penistaan agama atau tidak," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (11/10/2016).

Penyidik, kata Boy, sekarang sedang mendalami video yang berisi ucapan Ahok ketika mencutip ayat suci. Penyidik mempelajari video yang utuh dan asli, bukan hasil editan yang beredar di media sosial.

"Terkait dengan dugaan penistaan agama, penyidik dari Bareskrim akan mendalami video utuhnya seperti apa. Statement yang disampaikan waktu itu di Kepulauan Seribu. Jadi ini akan diselidiki fakta aslinya seperti apa," ujar Boy.

Selain mendalami isi video, penyidik Bareskrim juga akan meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk saksi ahli.

"Itu proses pengumpulan data termasuk pemeriksaan beberapa saksi, termasuk saksi ahli. Saksi ahli di sini, yang ahli di bidang bahasa, saksi berkaitan dengan agama atau tidak, saksi berkaitan dengan ahli IT," kata Boy.

Hingga saat ini, kata Boy, kepolisian belum menyimpulkan apakah tudingan Ahok menistakan agama benar atau tidak.

"Jadi ini adalah proses pengumpulan alat bukti sedang dijalankan. Kita belum bisa menyimpulkan benarkah terjadi penistaan agama sebagaimana yang diatur dalam pasal 156 KUHP atau tidak," kata Boy.

Secara terpisah, Wakapolda Metro Jaya Brigadir Jenderal Sunanta memprediksi jika isu agama dan etnis terus dimunculkan jelang pilkada Jakarta, akan terjadi gesekan antar kelompok masyarakat. Tetapi, polisi telah mengantisipasinya. Polisi juga melibatkan seluruh tokoh masyarakat dan agama untuk meredam dampak pemakaian isu SARA.

"Setiap peristiwa pesta demokrasi tentu saja kemungkinan terjadi gesekan ada, karena dari pada pendukung dan lain-lain. Tetapi polisi dan dinas terkait dan didukung dengan para ahli ulama meyakinkan bisa mengelola keamanan ini supaya kegiatan ini berjalan dengan aman," kata Sunanta usai melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh Forum Kerukunan Umat Beragama di Graha Mental Spiritual, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI