Cara Polisi Agar Aksi Salib Tak Buat Warga Jakarta Perang Saudara

Selasa, 11 Oktober 2016 | 14:56 WIB
Cara Polisi Agar Aksi Salib Tak Buat Warga Jakarta Perang Saudara
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono. [Suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Maraknya isu agama dan etnis di Jakarta akhir-akhir direspon serius Polda Metro Jaya. Hari ini, jajaran polda melakukan pertemuan dengan Forum Kerukunan Umat Beragama guna membicarakan bagaimana mengantisipasi isu SARA jelang pilkada Jakarta 2017.

"Kita berusaha keras untuk menyejukkan situasi jakarta ini aman kondusif. Makanya pak kapolda hari ini berkumpul dengan tokoh-tokoh umat beragama, tokoh masyarakat kita duduk bersama untuk menciptakan situasi kondusif," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono di Graha Mental Spiritual, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2016).

Setelah kasus ucapan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dianggap menistakan agama, kemudian muncul kasus baru. Orang tak dikenal menggambar tanda salib di masjid dan sejumlah tempat di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Awi mengimbau warga Jakarta jangan terpancing dengan isu agama dan etnis. Polisi, kata Awi, akan mengungkap kasus Mampang.

"Ya tentunya Polda Metro mengimbau kepada masyarakat untuk menahan diri, jangan terpancing dengan provokasi yang ada. Kejadian seperti di Mampang itu kan provokasi, sampai sekarang kita belum ketahui siapa pelakunya, masih dalam lidik," kata dia.

Dalam pertemuan tadi, tokoh masyarakat dan tokoh agama diajak merangkul masyarakat agar sama-sama menciptakan suasana yang adem ayem. Pasalnya, jika masyarakat Ibu Kota Jakarta Awi terpecah belah oleh isu agama dan etnis, bisa merembet ke daerah-daerah lain.

"Kita juga minta bantuan dari tokoh masyarakat, agama untuk sampaikan imbauan yang menyejukkan. Serahkan sepenuhnya ke kepolisian, karena ada benang merah jelang Pilkada DKI. Tentu kita sama-sama ibu kota negara, karena Jakarta barometer. Kalau Jakarta nggak aman, kita tidak bisa bayangkan nanti daerah-daerah yang lain," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI