Suara.com - Setidaknya 18 orang dilaporkan tewas akibat ledakan sebuah mobil van berisikan sekitar 5 ton bahan peledak di kawasan tenggara Turki, Minggu (9/10/2016). Perdana Menteri (PM) Turki Binali Yildirim segera mengeluarkan pernyataan yang menuding militan Kurdi sebagai pelakunya.
Peledakan bom yang menewaskan 10 tentara dan 8 warga sipil itu tercatat sebagai salah satu serangan tunggal paling mematikan sejak Juli lalu.
"Serangan ini dilakukan oleh seorang pelaku bom bunuh diri yang meledakkan sebuah van dipenuhi 5 ton bahan peledak," papar Yildirim, dalam sebuah konferensi pers di Istanbul.
Laporan awal menyebutkan bahwa sembilan orang tewas akibat serangan bom bunuh diri tersebut, yang terjadi di sebuah pos keamanan di Provinsi Hakkari. Seperti dilaporkan kantor berita Anadolu, ledakan terjadi ketika personel tentara tengah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah kendaraan di Distrik Semdinli itu.
Selain ke-18 orang yang tewas, sebanyak 26 lainnya yang terdiri dari 10 tentara dan 10 warga sipil, dilaporkan terluka akibat ledakan tersebut. Pihak pemerintah Turki pun telah melontarkan dugaan bahwa pelakunya adalah kaum militan dari Partai Pekerja Kurdistan.
Ledakan itu dilaporkan menyisakan lubang besar di jalanan, dengan lebar mencapai 10-15 meter dan kedalaman 7 meter. Selain itu, ledakan juga mengakibatkan kerusakan berat pada gerbang utama pos keamanan di lokasi itu.
Tak lama setelah kejadian tersebut, pihak militer Turki pun mengonfirmasi telah meluncurkan sebuah operasi udara skala besar.
Sementara itu, sebagaimana juga dalam beberapa kejadian sebelumnya, melalui situs resminya, pihak Dewan Tinggi Radio dan Televisi (RTUK) Turki segera mengeluarkan larangan temporer penyiaran gambar-gambar dari lokasi kejadian maupun terkait para korban. [AFP]