Pencarian Santri Langitan di Bengawan Solo Terkendala Air Keruh

Tomi Tresnady Suara.Com
Sabtu, 08 Oktober 2016 | 10:51 WIB
Pencarian Santri Langitan di Bengawan Solo Terkendala Air Keruh
Tim SAR melakukan proses pencarian hilangnya Helikopter Eurocopter EC-130 di perairan Danau Toba, Samosir, Sumatera Utara, Senin (12/10/2016). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Jawa Timur, menyatakan pencarian tujuh santri Langitan, Widang, yang belum ditemukan dalam musibah perahu tenggelam di Bengawan Solo sehari lalu terganggu oleh air yang keruh.

"Kondisi keruhnya air Bengawan Solo menyulitkan pencarian dengan cara menyelam, selain juga arusnya deras," kata Kepala BPBD Tuban Joko Ludiyono di lokasi kejadian di kawasan Ponpes Langitan Widang, Tuban, Sabtu (8/10/2016), seperti dilaporkan Antara.

Dengan demikian, katanya, pencarian tujuh santri korban perahu tenggelam di Bengawan Solo dilakukan hanya dengan melakukan penyisiran dengan perahu karet.

"Ada 10 perahu karet yang dikerahkan untuk melakukan penyisiran di Bengawan Solo dengan radius tertentu," kata dia.

Tim SAR yang terlibat dalam pencarian antara lain, dari Basarnas, Polisi Air Polda Jatim, Polres Tuban, BPBD Tuban, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik.

Lebih lanjut ia menjelaskan lokasi area pencarian dilakukab mulai dari lokasi kejadian di kawasan Ponpes Langitan, Widang, Tuban, sampai lokasi Bendung Gerak Babat, Lamongan, yang jaraknya sekitar 6 kilometer ke arah hilirnya.

Berbagai persiapan sudah kita lakukan kalau sewaktu-waktu korban ditemukan akan dilakukan identifikasi korban oleh tim identifikasi DVI dari Polda Jawa Timur," paparnya.

Dengan denikian, lanjut dia, kalau memang sudah jelas diketahui identitas korban maka akan diserahkan kepada pihak Ponpes Langitan Tuban untuk diteruskan kepada keluarganya.

"Keluarga tujuh santri yang belum ditemukan sudah dihubungi pihak ponpes," ujarnya.

Seorang petugas Tim DVI Polda Jawa Timur Agus Pribadi menyebutkan sudah ada satu keluarga korban yang langsung memberikan gambaran ciri-ciri keluarganya yang masuk dalam daftar korban.

Selain itu, lanjut dia, ciri-ciri fisik santri yang menjadi korban juga sudah disampaikan pihak Ponpes."Tanda-tanda fisik yang paling mudah untuk mengetahui identitas seseorang dari ciri-ciri yang diberikan keluarganya salah satunya melalui ciri-ciri khusus seperti gigi. Kalau sulit jalan terakhir melalui tes DNA," ujarnya.

Dalam musibah perahu tambang dengan penumpang 25 santri yang tenggelam di Bengawan Solo di tambangan Babat, Lamongan, diantaranya 18 santri selamat sedangkan tujuh santri belum ditemukan.

Tujuh santri yang belum ditemukan yaitu Abdullah Umar (15) asal Bedilan, Gresik M. Afiq Fadlil (19), asal Manyar Gresik Moh. Arif Mabruri (18) asal Sumberrejo Bojonegoro.

Selain itu Muhsin (16) asal Tambaksari Surabaya Rizki Nur Habib (15) asal Kecamatan Percut Seitian, Deli Serdang Sumatera Gresik dan Lujaini Dani (13) asal Manyar, Gresik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI