Masjid Kubah Berlapis Emas Ini Jadi Masjid Tertinggi di Rusia

Tomi Tresnady Suara.Com
Sabtu, 08 Oktober 2016 | 06:32 WIB
Masjid Kubah Berlapis Emas Ini Jadi Masjid Tertinggi di Rusia
Masjid Sulaymaniah di Istanbul, Turki. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dubes RI untuk Federasi Rusia merangkap Belarus Wahid Supriyadi dalam kunjungan ke kota Ufa, ibu kota Republik Bashkortostan, mengunjungi Masjid Agung Ufa "Salavat Yulayev" yang dibangun sejak 2007 dan direncanakan rampung 2017.

Dalam kunjungan ke masjid itu, Dubes diterima Mufti Agung Federasi Rusia, Talgat Tajudin, demikian Fungsi Pensosbud KBRI Moskow dalam keterangan yang diterima Antara London, Sabtu.

Masjid dengan kubah berlapis emas berdiameter 11,6 meter dan tinggi 46 meter serta dikelilingi empat menara setinggi 74 meter itu, nantinya akan menjadi yang tertinggi di Rusia dan kedua tertinggi di Eropa.

Masjid itu tertinggi setelah masjid Sulaymaniah di Istanbul, Turki, dengan tinggi kubah 53 meter dan dapat menampung sekitar 3.000 jamaah dilengkapi madrasah dan perpustakaan.

Mufti Agung Federasi Rusia, Talgat Tajudin, dalam pertemuan dengan Dubes RI menjelaskan saat ini terdapat 1.200 masjid di seluruh Bashkortostan dari 7.500 masjid di seluruh Federasi Rusia. Mengingat mayoritas penduduknya beragama Islam, setiap tahunnya 20 - 25 masjid dibangun di Bashkortostan.

Di Ufa, Dubes Wahid bertemu Kepala Republik yang dulu disebut Presiden Bashkortostan, Rustem Khamitov yang secara ringkas menjelaskan berbagai potensi ekonomi dimiliki Bashkortostan dan dapat dikembangkan bersama Indonesia, antara lain industri perminyakan Bashneft, petrokimia, industri mesin pesawat tempur Sukhoi, mesin helikopter, pertanian gandum dan peternakan.

Dubes Wahid menyambut positif tawaran Rustem Khamitov dan menawarkan pula potensi ekonomi Indonesia, seperti CPO, karet alam, tekstil, gament, maupun buah-buahan tropis.

Secara spesifik Dubes mengusulkan kerjasama sister provice / city antara Provinsi Jawa Barat dengan Republik Bashkortostan mengingat terdapatnya kesamaan masyarakat muslim, hasil pertanian dan produk industri yang dapat saling berkomplementer.

Ide ini ditanggapi positif pemimpin Bashkortostan dan Senator asal Republik Bashkortostan merangkap Ketua Persahabatan Rusia - Indonesia di Dewan Federasi Rusia, Lilia Gumerova, yang ikut dalam pertemuan.

"Saya lihat adanya kesamaan antara Bashkortostan dengan Jawa Barat, antara lain masyarakatnya mayoritas Muslim dan sumber daya pertanian dan peternakan yang dimiliki. Produk industri atau pertanian yang dihasilkan kedua wilayah juga dapat saling melengkapi," ujar Dubes Wahid, seperti dilaporkan Antara.

Dalam pertemuan dengan Ketua KADIN Bashkortostan, Azat Fazlyev, Dubes Wahid secara khusus mengusulkan dijalinnya kerja sama antara Kadin Bashkortostan dengan Kadin Jawa Barat mengingat proses penandatanganan kerja sama Sister Province Jawa Barat dengan Bashkortostan memerlukan proses lama.

Pola semacam ini dilaksanakan antara Kadin Yogyakarta dengan Kadin St. Petersburg, memungkinkan Kadin kedua daerah dapat merealisir berbagai kerja sama nyata di bidang ekonomi perdagangan.

Kepada Ketua Kadin Bashkortostan, Dubes Wahid menyinggung suksesnya Festival Indonesia di Hermitage Garden Moskow Agustus lalu yang dihadiri lebih 68.000 pengunjung dan mengundang Kadin Bashkortostan berpartisipasi dalam kegiatan Festival Indonesia tahun 2017. Usai pertemuan di Kadin, Dubes Wahid juga bertemu Rektor Ufa State Petroleum Technological University (USPTU), Prof. Bakhtizin Ramil.

Dalam pertemuan, Dubes menawarkan kerja sama USPTU dengan Institut Teknologi Bandung mengingat kedua perguruan tinggi memiliki studi perminyakan.

Rektor USPTU menyambut baik usulan dimaksud dan menambahkan dewasa ini dari 8.000 mahasiswa dari 44 negara dari total 20 ribu mahasiswa USPTU, hanya terdapat sembilan mahasiswa dari Indonesia. Untuk itu Rektor USPTU mengundang lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk belajar di USPTU.

Dubes Wahid menanggapi positif harapan Rektor dan mengusulkan USPTU berpartisipasi dalam pameran tahunan International Education Expo di Indonesia untuk menjaring mahasiswa dari Indonesia.

Mengingat mutu pendidikan di Rusia tidak kalah di banding negara Barat sedangkan biaya pendidikannya hanya sepersepuluh dibanding negara Barat, ia yakin melalui langkah promosi tersebut, jumlah mahasiswa Indoensia di Rusia khususnya di UPSTU akan meningkat," ujar Dubes Wahid.

Turnamen bulutangkis Sebelum ke Ufa, Dubes Wahid sempat membuka Turnamen Bulutangkis Veteran Internasional ke-17 yang berlangsung di petirahan Aurora, kota Lazarevskiy, Sochi sekitar 1300 km selatan Moskow yang dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas baiknya penyelenggaraan turnamen dan antusiasme peserta.

"Saya sangat senang melihat banyaknya peserta turnamen, khususnya melihat beberapa warga senior tetap semangat bertanding," ujar Dubes Wahid menambahkan yang lebih mengharukan adalah diperdengarkannya lagu Rayuan Pulau Kelapa yang populer di Rusia pada tahun 1960-an.

Turnamen diikuti 186 peserta dari 61 kota di Rusia dan negara CIS ini dimanfaatkan KBRI Moskow untuk mempromosikan wisata Indonesia dengan memasang baner "Wonderful Indonesia" di sekitar lapangan dan Dubes Wahid menyumbang piala khusus dari KBRI Moskow kepada panitia turnamen untuk diserahkan kepada pemenang turnamen yang terbagi dalam kelompok umur mulai usia 35 tahun hingga 80 tahun.

Dalam turnamen veteran tersebut, Dubes Wahid berpasangan dengan staf KBRI Chotibul Umam, Kiki Kusprabowo dengan Dasep Mulyadi sedangkan Darmawan Suparno berpasangan dengan veteran Rusia, bertanding melawan pebulutangkis gandalokal dalam pertandingan eksibisi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI