Suara.com - Sebanyak tiga negara mengikuti turnamen panjat tebing dalam perhelatan The 6th TAFISA World Sport for All Games yang berlangsung di Pantai Carnaval ABC Mall, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, 6-9 Oktober 2016.
Ketiga negara yang tampil di ajang yang juga dikenal dengan Pesta Olahraga Masyarakat ini, antara lain Indonesia, Singapura, dan Jerman. Secara umum, dari kurang lebih 80 peserta yang hadir, kontingen tuan rumah mendominasi.
Sedangkan, Singapura dan Jerman hanya mengirimkan masing-masing satu atlet. Minimnya peserta asing dikarenakan adanya beberapa faktor.
Pertama, jadwalnya berbenturan dengan ajang lain, seperti ekstrem games di Malaysia dan Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2016 di Prancis. Kedua, level ajang panjat tebing di TAFISA Games 2016 bersifat Open.
Berbeda dengan ajang yang di Prancis misalnya, di mana levelnya bersifat mandatory. Di level yang bersifat Mandatory, para peserta bisa mendapatkan tambahan poin dalam ranking dunia. Sedangkan hal sebaliknya terjadi di ajang yang bersifat open.
"Sebenarnya kita juga sudah undang negara-negara, seperti Cina, Inggris, Italia, Prancis, Timor Leste, dan Australia. Tapi, mereka tak bisa datang," kata Ketua Panitia Pelaksana Panjat Tebing TAFISA 2016, Rachmad Soyfan, di Jakarta, Jumat (7/10/2016).
"Sebenarnya memang tak mudah untuk mengundang peserta di acara bersifat Open seperti ini (TAFISA Game). Pasalnya, hasilnya tidak berpengaruh untuk ranking dunia mereka di IFSC (Federasi Olahraga Panjat Tebing Internasional)," tambah lelaki yang akrab disapa Asep ini.
Di lain sisi, Asep melanjutkan, ajang TAFISA Games 2016 dijadikan salah satu wadah untuk menambah poin bagi atlet lokal dalam peringkat nasional. Nantinya para atlet yang memiliki peringkat nasional terbaik, rencananya akan diturunkan di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
Tak heran, begitu banyak atlet nasional yang turun. Bahkan mayoritas mereka yang turun adalah yang belum lama ini tampil di ajang pesta olahraga rakyat Indonesia, Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat.