Harta Mewah Dimas Kanjeng Mulai Diamankan, Seperti Ini Bentuknya

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 07 Oktober 2016 | 19:15 WIB
Harta Mewah Dimas Kanjeng Mulai Diamankan, Seperti Ini Bentuknya
Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (4/10/2016) [suara.com/Andi Sirajuddin]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu demi satu aset milik pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi, di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, diamankan petugas. Taat Pribadi terjerat sejumlah kasus, dugaan pembunuhan, penggandaan uang, dan terakhir tindak pidana pencucian uang.

Aset yang telah diamankan, di antaranya mobil, tanah, dan rumah.

Sampai, Jum'at (7/10) kemarin, polisi sudah mendata sebanyak 20 aset. Namun, petugas belum merinci jenisnya.

Selain mengamankan aset, petugas gabungan polisi, TNI, dan satpol PP merazia sejumlah rumah yang disinyalir menjadi tempat penampungan pengikut padepokan. Dalam razia, petugas menemukan dua warga Cianjur dan Kalimantan.

Mereka ditemukan di rumah Suharti di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.

“Mereka itu hanya numpang, tidak tinggal lama di sini,” kata Suharti.

Identitas kedua pengikut kemudian didata dan diberi pembinaan. 

Disinyalir, masih banyak pengikut padepokan asal luar daerah yang menetap rumah-rumah penduduk di sekitar padepokan, seperti di Kecamatan Gading, Krejengan, Kraksaan, dan Maron.

Camat Kraksaan, Sugeng Wiyanto, mengatakan tengah berupaya untuk menjaga kondusifitas lingkungan.

Sebab, kasus Padepokan Dimas Kkanjeng diperkirakan meluas hingga ke beberapa wilayah kecamatan sekitar. Guna mengantisipasi tindakan yang tidak diinginkan, petugas melakukan razia.

“Kami gandeng semua kalangan, untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas,” kata dia.

Tim peneliti

Untuk mengetahui langsung kondisi sosial dan keagamaan di Padepokan Dimas Kanjeng, tim peneliti dan pengembangan Kementerian Agama turun ke sana.

Tim berada di lokasi mulai Rabu (5/10/2016) lalu akan bekerja sampai Minggu (9/10/2016).

"Sudah berada di sana mulai Rabu lalu. Mereka akan meneliti seputar kehidupan santri dan lingkungan padepokan," ujar Kasubag Umum Kemenag Kabupaten Probolinggo, Ato'illah.
Tim peneliti sempat mendapat penolakan dari pengikut padepokan.

Ketika didatangi tim peneliti yang terdiri dari Rosyidi dan Agus Mulyono, pengikut Taat Pribadi malah menginterogasi mereka.

"Kita yang juga mengantar mereka untuk mewawancara langsung para pengikut Dimas Kanjeng ke sana," kata dia.

"Mereka bilang jangan ikut campur terkait tinggal di pedepokan karena merupakan hak asasi setiap manusia," ujar Rosidi.

Imbauan pemerintah agar para pengikut Taat Pribadi pulang ke kampung masing-masing tidak digubris. Mereka beralasan bisa pulang sendiri dan bisa datang lagi ke padepokan kapan pun.

"Kami sudah memberi arahan untuk pulang namun ditolak," kata Rosidi.

Hingga saat ini, pengikut Taat Pribadi yang bertahan di tenda sekitar padepokan berjumlah 242 orang. [Andi Sirajuddin]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI