Suara.com - Baru-baru ini, masyarakat Jepang dihebohkan dengan mencuatnya kasus-kasus penipuan yang dialami gadis-gadis muda Negeri Sakura. Ternyata, tidak sedikit gadis Jepang yang terjun ke industri pornografi lantaran termakan janji manis agen pencari bakat.
Yang cukup mengejutkan adalah modus penipuan yang menjadikan para siswi sekolah sebagai korbannya. Para siswi ini biasanya dijadikan penghibur lelaki hidung belang dengan kedok layanan pijat atau lainnya.
Seperti dikutip dari Asia One, bisnis yang 'basah' ini dikenal dengan istilah "bisnis JK". JK sendiri merupakan singkatan dari "joshi kosei" yang artinya adalah siswi sekolah menengah atas (SMA).
Biasanya, para siswi sekolah ditawari pekerjaan yang mereka samarkan dalam bentu pekerjaan paruh waktu pada umumnya. Malangnya, para siswi ini rentan terhadap risiko pelecehan seksual.
Seorang siswi sekolah asal Tokai, yang kini sudah berusia 17 tahun, membagi pengalaman, di mana ia nyaris terjerumus ke dunia hitam itu. Musim panas lalu, saat dirinya masih duduk di bangku kelas dua SMA, ia didekati oleh seorang lelaki yang ia kenal lewat aplikasi pesan.
"Saya punya pekerjaan paruh waktu yang bagus untukmu," kata siswi tersebut menirukan tawaran si lelaki. Lelaki tersebut juga mengiming-imingi bayaran puluhan ribu yen untuk kerja sehari saja.
Karena ingin mendapat uang untuk membeli pakaian dan kebutuhan lainnya, siswi tersebut menurut saja. Ia pun diajak masuk ke sebuah kios. Dalam sebuah ruangan ia bertemu dengan seorang gadis lain seusianya. Di situlah ia baru diberitahu bahwa dirinya sedang 'dipajang' di ruang pamer. Pengunjung lelaki bisa melihat mereka dari ruangan lain melalui sebuah kaca.
"Itu menakutkan sekali dan saya pikir, 'saya tidak mau melakukan ini'," katanya.
Singkat cerita, siswi tersebut berhasil kabur. Ia pun merahasiakan apa yang sudah terjadi dari orangtuanya. Namun, ia pun mengakui, apabila menginginkan pakaian maupun kosmetika, ia kadang teringat akan pekerjaan bergaji menggiurkan itu.
Bisnis JK sudah beroperasi sejak lima atau enam tahun lalu. Di banyak kios, gadis-gadis berpakaian seragam sekolah memberikan beraneka layanan, dari pijat, hingga sekedar menemani pelanggan duduk-duduk di ruangan pribadi. Model layanan lain yang cukup populer adalah layanan yang disamarkan dengan istilah "stroll" dan "open house".
"Stroll" adalah bentuk layanan di mana pelanggan lelaki bisa mengajak jalan-jalan seorang gadis. Dalam sebuah kasus yang terjadi di tahun 2015, seorang gadis menjadi korban pelecehan seksual setelah diajak jalan-jalan seorang lelaki ke sebuah tempat karaoke mini. Ada pula insiden di mana siswi diculik dan dibawa ke rumah si pelanggan.
Berdasarkan penyelidikan Kepolisian Tokyo, pada bulan Juni tahun 2015, ada 132 bisnis JK yang diketahui di kota tersebut. Namun, per bulan Januari tahun ini, jumlahnya menjadi 174. Ini belum termasuk layanan yang tidak memiliki tempat resmi.
Bisnis ini sulit diredam. Pasalnya, menurut Kazuki Arai, direktur Zenkoku Kodomo Fukushi Center, organisasi non profit yang menangani kesejahteraan anak Jepang, para pengelola bisnis ini dengan licik merekrut para siswi untuk pekerjaan paruh waktu. Namun, tidak disebutkan secara gamblang layanan-layanan berbau seks yang harus mereka lakukan
"Banyak siswi yang ingin diterima oleh orang lain namun tidak memiliki kepercayaan diri. Dalam beberapa kasus, mereka memilih untuk terus bekerja karena merasa puas mendapat pujian dari pelanggan mereka," terang Arai.
Organisasi Arai, setiap Sabtu malam, aktif mengajak para gadis yang duduk-duduk di tempat umum untuk berdiskusi. Pasalnya, banyak dari antara mereka yang dijerat untuk masuk ke bisnis JK.
Pemerintah di sejumlah perfektur pun sudah memperbarui regulasi untuk mengatur bisnis ini. Pada bulan Juli 2015 misalnya, pemerintah Perfektur Aichi melarang keras perekrutan perempuan berusia di bawah 18 tahun untuk bekerja di bisnis JK. Mereka yang melanggar diancam dengan denda dan hukuman penjara. (Asia One)
Mengintip Bisnis Maksiat "Joshi Kosei" yang Jerat Siswi Jepang
Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 06 Oktober 2016 | 20:07 WIB

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Ada 5,5 Juta Konten Pornografi Anak di Dunia Maya, Menkomdigi: Terbesar ke-4 di Dunia
28 Maret 2025 | 18:16 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI