Menag Imbau Tak Gunakan Isu SARA untuk Kampanye Pilkada

Kamis, 06 Oktober 2016 | 13:04 WIB
Menag Imbau Tak Gunakan Isu SARA untuk Kampanye Pilkada
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, Jumat (26/8/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengimbau masyarakat tidak melihat Suku, Agama, Antar Golongan (SARA) ‎dalam memilih calon pemimpin dalam Pilkada serentak 2017 nanti. Warga yang memiliki hak pilih untuk lebih mengutamakan program-program kerja dalam memilih calon Gubernur, Bupati/Wali Kota.

"Saya, Pemerintah mengimbau agar hak pilih yang dimiliki oleh masyarakat ‎digunakan dengan betul-betul tanggung jawab. Dan bentuk tanggung jawab itu dengan melihat, mana yang terbaik diantara program-program yang diajukan, tanpa harus terlalu melihat persoalan yang sifatnya patrenalistik atau persoalan-persoalan primordial. Jadi utamakan untuk menilai program-programnya, apa yang betul-betul dibutuhkan sesuai dengan masalah yang dihadapi daerah," kata Lukman di kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Kamis (6/10/2016).

Menurut dia, setiap Pilkada pasti banyak muncul perbedaan. Bahkan perbedaan agama, ras, suku dan golongannya.

"Setiap Pilkada tentu banyak perbedaan, ‎karena lebih dari satu pasangan calon yang akan tampil. Dan masing-masing pasangan calon memiliki visi-misi, dan program tersendiri," ujar dia.

Dia menambahkan, unsur agama bisa mempengaruhi perolehan suara pasangan calon. Namun masyarakat harus melihat program-program kandidat dalam memilik.

"Agama bisa dijadikan ukuran, tapi bagaimana pun juga masyarakat perlu diajak (utamakan program kerja dalam memilih calon pemimpin). Bagaimanapun juga pemerintah bekerja sesuai dengan program-programnya, jadi menurut saya ini yang perlu kita kedepankan. Bagaimanapun juga kita tidak bisa menutup masyarakat unttuk memiliki preferensi pilihan-pilihan itu berdasarkan faktor-faktor yang misalnya agama menjadi salah satu faktor, etnis dan sebagainya. Itu sesuatu yang lazim, tetapi kita semua mengajak program itu menjadi hal penting untuk menjadi dasar kita menentukan, menggunakan hak pilih," tutur dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI