Kisah Doktor Marwah Daud Kenal Dimas Kanjeng, Lalu Kesengsem

Rabu, 05 Oktober 2016 | 19:25 WIB
Kisah Doktor Marwah Daud Kenal Dimas Kanjeng, Lalu Kesengsem
Marwah Daud Ibrahim [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Marwah Daud Ibrahim yang merupakan ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng, mengungkap kisah perkenalan dan ketertarikan menjadi pengikut Taat Pribadi. Taat Pribadi merupakan pendiri padepokan.

"Bahwa (kalian) belum mengetahui lebih banyak. Saya belajar satu tahun untuk melihat. Itu semua pertanyaan saya. Apakah ini kafir, membahayakan akhirat saya. Setelah saya pelajari, paling tidak sampai saat ini. Walaupun lebih banyak lagi saya katakan 100 orang seperti Akbar Faisal mengajak, saya katakan izinkan saya melanjutkan perjalanan mencari kebenaran," kata mantan pengurus Majelis Ulama Indonesia itu saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (5/10/2016) malam.

Mantan Sekretaris Umum Ikatan Cendekiawan Muslim itu kemudian menjelaskan kenapa dia tertarik bergabung ke padepokan.

"Menariknya, menurut saya adalah bahwa di sana kita semua paling tidak ada sesuatu. Tapi kan nggak bisa disebut, beliau kan juga mengatakan dia dianugerahi ilmu," kata mantan Asisten Peneliti Bank Dunia bergelar doktor lulusan The American University Washington DC, Amerika Serikat. 

Marwah Daud berharap masyarakat jangan langsung menyimpulkan kelebihan yang dimiliki oleh Taat Pribadi berasal dari kekuatan setan dan jin.

"Jangan langsung mengatakan ini kerja jin. Mari kita lihat prosesnya, bisa jadi bukan hitam, tapi putih. Saya sampai saya yakin ini sifatnya mulia,suci. Tapi kan saya nggak bisa klaim waktu saya ingin kita berlaku adil," katanya.

Marwah Daud mengenal Taat Pribadi sejak tahun 2011.

"Semakin ke sini, saya makin yakin apa yang saya lihat. Awal kenal Kanjeng, saya kenal lewat sahabat saya, kemudian ini sahabat saya, Suparman, bilang jangan percaya dulu apa yang saya katakan," kata Marwah Daud.

"Tapi beliau katakan, ada orang yang punya kemampuan luar biasa. Saya ke sana. Kedua, saya lihat ini kok rendah hati. Kata beliau, ilmu yang dititipkan kepadanya dari izin Allah dan beliau selalu mengatakan sembah hanya Allah, uang itu hanya, nanti kalau uang sudah dipakai itu kayak sampah. Justru kita harus lihat uang itu untuk kesejahteraan masyarakat, apa saja yang bisa dibuat dengan dana-dana seperti itu, seperti santunan yatim piatu, perbaikan kesehatan pendidikan," Marwah Daud menambahkan.

Ketika ditanya mengenal Taat Pribadi apakah sejak sebelum mendapat gelar Kanjeng atau setelah menjadi Kanjeng?

"Sesudah Kanjeng. Kanjeng itu juga pemberian yang beliau katakan dari guru saya. Kalau tadi kan sudah di-judge semua dari kalangan agama itu jin," katanya.

"Saya meyakini, paling tidak untuk saat ini saya melihat, saya menyaksikan boleh jadi proses yang dia sebut guru dan mahaguru itu para kekasih Allah seperti beliau para ustadz yakini itu setan jin. Saya percaya itu kekasih Allah dari wali Allah," Marwah menambahkan.

Saat ini, Taat Kanjeng dijadikan tersangka oleh Polda Jawa Timur dalam kasus dugaan terlibat pembunuhan terhadap dua pengikut dan kasus penggandaan uang.

BERITA MENARIK LAINNYA: 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI