Gerindra Sindir Ahok Seolah Paling Benar di Indonesia

Selasa, 04 Oktober 2016 | 14:38 WIB
Gerindra Sindir Ahok Seolah Paling Benar di Indonesia
PDIP resmi mengusung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saeful Hidayat untuk bertarung di Pilkada DKI Jakarta, Selasa (20/9/2016). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai sebagai pejabat yang menganggap dirinya paling benar di Indonesia. Salah satunya soal komentar Ahok yang menyatakan sungai bersih di Jakarta karena buah kerja kerasnya selama memimpin di Ibu Kota.

"Ahok merasa dirinya bener terus akhirnya keseleo ngomongnya," kata Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).

Menurut Taufik semua masyarakat Jakarta sudah tahu bagaimana cara kerja tim sosial media Ahok menjelang Pilkada Jakarta 2017. Salah satunya adalah memanfaatkan situs mesin pencari, Google.

Hal ini bermula ketika Anies menyatakan program pembersihan sungai di Jakarta dipelopori oleh mantan Gubernur Fauzi Bowo alias Foke. Namun, Ahok malah menyuruh Anies untuk mencari data soal program tersebut di Google dengan keyword khusus. Keyword yang dimaksud adalah 'Sungai di Jakarta bersih karena Foke' maka yang muncul 'Sungai di Jakarta bersih karena Ahok'.

"Orang sudah taulah google kayak apa. Sudahlah jadi pejabat daerah saya kira ngomongnya harus hati-hati," kata Taufik.

Diberitakan sebelumnya, Ahok menerangkan program pembersihan sungai di Jakarta sudah ada di era Gubernur Sutyoso, dan masuk dalam program Jakarta Urgent Flood Mitigation Project atau Jakarta Emergenc Dregding Inisiative.

"Saya kira mungkin Pak Anies biasalah ya, kalau namanya calon gubernur kan dia bukan petahana kan, mungkin dia nggak tahu data, jadi mungkin tim suksesnya cari data juga salah," ujar Ahok kemarin.

Dengan begitu Ahok menegaskan program JEDI dipelopori oleh Sutiyoso bukan Foke. Namun, ditandatangani pada kepemimpinan Foke, sedangkan eksekusi dilakukan di era gubernur Joko Widodo.

"Sama kayak MRT, semua jamannya mereka. Tapi siapa yang eksekusi? Itu yang saya sama Pak Jokowi sampaikan. Jakarta itu nggak butuh program, nggak butuh teori-teori, kita harus eksekusi, kita harus tindakan nyata," kata Ahok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI