Rossi: Saya Menyukai Tekanan, Rasanya Itu seperti Kecanduan Obat

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Selasa, 04 Oktober 2016 | 08:21 WIB
Rossi: Saya Menyukai Tekanan, Rasanya Itu seperti Kecanduan Obat
Pebalap veteran MotoGP dari tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi [AFP/Josep Lago]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak terasa 21 tahun sudah Valentino Rossi menancapkan kariernya di ajang balapan roda dua paling bergengsi di dunia, MotoGP. Tak kurang dari 114 kemenangan dan sembilan gelar juara dunia telah menghiasi kariernya hingga saat ini. Sebuah prestasi yang tentunya sangat sulit disamai banyak pebalap.

Tapi, siapa sangka pencapaian itu rupanya tidak membuat Rossi puas. Di usianya yang kini menginjak 37 tahun, Rossi menegaskan bahwa mental juaranya tidak pernah memudar sedikit pun sejak pertama kali menginjakkan langkah di arena balap MotoGP.

Pebalap legendaris Italia yang memperkuat tim Movistar Yamaha itu menjelaskan, salah satu kunci keberhasilannya menjaga mentalitas juara lantaran amat sangat mencintai yang namanya kompetisi yang penuh tekanan.

Kompetisi yang dimaksud apalagi kalau bukan persaingan dengan duo Spanyol yang usianya relatif lebih muda dari Rossi, yakni Jorge Loreno dan Marc Marquez. Ketiga pebalap tersebut, sejauh ini memang masih jadi yang terbaik di arena balap kelas 'para raja'.

Andai tidak ada persaingan ketat dengan Lorenzo dan Marquez, mungkin saja Rossi sudah memutuskan pensiun dari ajang kuda besi ini sejak lama. Karena pebalap seperti dia selalu membutuhkan kompetisi yang ketat guna jadi motivasi dalam balapan.

"Feeling saya saat berada di trek, masih sama seperti 21 tahun lalu saat memulai karier. Pada saat yang sama, saya menyukai tekanan, rasanya itu seperti kecanduan obat," kata Rossi.

"Motivasi saya masih besar, karena saya selalu ingin memenangkan balapan dan gelar juara dunia. Tahun lalu, saya hampir saja mendapatkan gelar juara dunia," lanjut Rossi.

"Setelah gagal raih juara dunia, psikologis saya sangat buruk, karena saya berpikir kompetisi di akhir musim lalu sangat tidak adil."

"Tapi, setelah mengikuti Reli Monza, saya kembali ke arena balap MotoGP dan berpikir baiklah, saya harus lupakan itu. Tapi, sebenarnya saya tak pernah lupa, hanya saja selalu mencoba melupakannya," Rossi tertawa.

Musim lalu, gelar juara dunia melayang dari tangan Rossi pada seri terakhir di Valencia. Ketika itu, Rossi hanya terpaut lima poin dari Lorenzo yang meraih gelar juara dunia ketiganya di kelas MotoGP.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI