Suara.com - Pertempuran di Aleppo timur, Suriah, sejak 23 September telah menewaskan 338 orang, termasuk 106 anak, kata Badan Perserikatan Bangsa-bangsa yang mengurusi kesehatan dunia (WHO), Jumat (30/9/2016) waktu setempat.
Pertempuran di wilayah yang terkepung itu juga telah melukai 846 orang, termasuk 261 anak.
"Kami minta empat hal, hentikan pembunuhan, hentikan serangan terhadap layanan kesehatan, biarkan mereka mereka yang sakit dan terluka keluar dari (daerah itu, red) dan biarkan bantuan masuk," kata Rick Brennan, kepala WHO bagian penanganan risiko darurat serta bantuan kemanusiaan, dalam sidang PBB di Jenewa.
"Situasinya (di sana) sangat tidak dapat diperkirakan," ucapnya.
Pasukan Rusia dan Pemerintah Suriah bulan ini melancarkan serangan untuk merebut kembali kendali di daerah yang diduduki pemberontak di Aleppo, kota terbesar di Suriah.
Brennan mengatakan, ia tidak memiliki data rinci mengenai kondisi orang-orang yang terluka, tapi menurutnya sudah jelas apa yang akan terlihat di depan mata.
"Akan ada orang yang luka karena pecahan peluru, karena ledakan, terbakar, luka yang menembus kepala, dada dan perut. Akan ada orang yang bagian-bagian tubuhnya terpotong, yang mengalami patah tulang. Jenis-jenis luka sangat bisa diperkirakan. Tidak ada rumah sakit yang bisa menampung ratusan pasien pada saat yang sama," tegasnya.
Brennan mengatakan, WHO sebelumnya punya persediaan bantuan untuk 140.000 orang untuk selama beberapa mingggu, namun situasi keamanan menyulitkan peralatan-peralatan medis yang sangat diperlukan untuk dapat masuk ke kota itu.
Ketika ditanya apakah WHO memiliki izin dari Damaskus untuk mengirim bantuan peralatan medis jika situasi keamanan memungkinkan, ia mengatakan, negosiasi untuk mendapatkan akses masih terus berlangsung. Brennan mengatakan ia telah bertemu dengan wakil menteri kesehatan Suriah pekan lalu.
"Mereka menyadari bahwa situasinya sangat mendesak," katanya.