Suara.com - Kementerian Pemuda dan Olahraga akan menyerahkan bonus bagi atlet-atlet peraih medali Olimpiade dan Paralimpiade Rio de Janeiro 2016 paling lambat akhir Oktober.
Hal ini disampaikan langsung Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, selepas menerima kunjungan mahasiswa IKIP PGRI Bali di Jakarta, Rabu (28/9/2016).
"Oktober, tidak akan meleset. Kami saat ini sedang konsentrasi dalam Pekan Olahraga Nasional dan Peparnas 2016," kata Gatot.
Kemenpora, lanjut Gatot, semula telah menyiapkan anggaran sebesar Rp36 miliar untuk bonus Olimpiade maupun Paralimpiade Rio 2016.
"Anggaran itu dengan asumsi kita meraih medali emas dalam Paralimpiade. Tapi, ternyata kita meraih medali perunggu sehingga anggarannya turun," ujarnya.
Selain pemberian bonus, Kemenpora juga akan menindaklanjuti rencana pembangunan Pusat Olimpiade di Cibubur, Jakarta Timur, setelah penyelenggaraan PON dan Peparnas di Jawa Barat.
"Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait penyesuaian izin bangunan di Cibubur," kata Gatot yang juga Kepala Bidang Komunikasi Publik Kemenpora itu.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, menurut Gatot, masih menunggu keputusan pihak auditor terkait pengubahan bangunan di Cibubur.
"Semula, ruang di Cibubur itu tidak diperuntukkan sebagai Pusat Olimpiade. Kami sedang menunggu apakah Kementerian PU mengizinkan atau tidak untuk penyesuaian karena ide Pusat Olimpiade itu juga masih baru," pungkasnya.
Sementara itu, pada Olimpiade 2016 lalu, Indonesia berhasil membawa pulang satu medali emas dan dua perak. Medali emas Merah Putih dipersembahkan atlet bulutangkis ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Sedangkan, dua medali perak Indonesia datang dari cabang olahraga angkat besi melalui atlet, Sri Wahyuni Agustiani dan Eko Yuli Irawan.
Di sisi lain, pada ajang Paralimpiade, satu medali perunggu yang didapat Indonesia datang dari cabang angkat besar melalui sumbangan Ni Nengah Widiasih. (Antara)