Djarot Tidak Takut Soal Pilgub DKI, Tapi Ini yang Ditakutinya

Rabu, 28 September 2016 | 14:03 WIB
Djarot Tidak Takut Soal Pilgub DKI, Tapi Ini yang Ditakutinya
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, saat di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (28/9/2016). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat merasa tak takut jika masyarakat Jakarta tidak memilihnya pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta periode 2017-2022. Pernyataan Djarot terkait penertiban rumah-rumah di bantaran Sungai Ciliwung, di Kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2016) yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Oh, saya lebih takut Jakarta tidak bisa mengatasi banjir hebat. Saya lebih takut misalkan dampaknya nanti akan banyak rumah terendam dan proyek-proyek pemerintah yang strategis tidak bisa terlaksana," ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta, Rabu (28/9/2016).

Menurutnya, yang paling terpenting tujuan penertiban rumah di bantaran Sungai Ciliwung di Bukit Duri adalah keselamatan warga Jakarta dari banjir, bukan soal pencitraan dengan Pilgub 2017.

"Saya lebih takut itu, daripada sekedar untuk pencitraan ya untuk tidak menggusur berapa bidang tanah itu. Yang lebih kita pentingkan keselamatan masyarakat Jakarta yang lebih luas, kebaikan Jakarta termasuk yang lebih luas," terangnya.

Mantan Bupati Blitar itu pun mencontohkan Waduk Jati Gede, Sumedang yang baru diresmikan pada Agustus 2015. Kata Djarot, pembangunannya memakan waktu berpuluh-puluh tahun sejak tahun 1969 karena terkendala pembebasan lahan.

"Saya kasih contoh, paling gampang aja, paling kemarin Waduk Jati Gede yang kemarin diresmiin itu diletak batu pertama oleh Bung Karno tahun 1964-1965, baru sekarang bisa dieksekusi, karena kita berpikir ada situs ada apa, ada apa, iya enggak? Kayak begitu," imbuh Djarot.

Ia juga menceritakan bahwa saat memagari Kawasan Tugu Monas, Pemerintah Provinsi Jakarta, sempat mendapatkan penolakan dari masyarakat.

"Contoh lagi, dulu itu saya i‎ngat betul ketika (Pemerintah) memagari Monas, itu demonya luar biasa, saya masih di Blitar, sekarang dipagari seperti itu, bagus, iya enggak?" paparnya.

Oleh karena itu, kata Djarot, Pemprov DKI Jakarta ingin memberikan keselamatan warga Jakarta dan bukan hanya sekedar pencitraan.

"Nah ini kita harus berani, justru dengan seperti ini, kita tidak terjebak pencitraan-pencitraan seperti itu. Kita keselamatan dan kebaikan Jakarta yang lebih penting, daripada sekedar kampanye," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI