Jadi Gubernur Jakarta Tak Cukup Kalau Cuma Modal Kegantengan

Senin, 26 September 2016 | 15:50 WIB
Jadi Gubernur Jakarta Tak Cukup Kalau Cuma Modal Kegantengan
Pasangan Bakal Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat menjalani tes kesehatan di RSAL Mintohardjo, Jakarta, Sabtu (24/9). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru bicara tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat, Miryam S. Haryani, menilai dua pasangan kandidat yang menjadi penantang Ahok-Djarot di pilkada Jakarta periode 2017-2022 merupakan wajah baru di dunia politik dan birokrasi. Mereka dianggap belum teruji.

"Kandidat pesaing Ahok merupakan orang yang sangat baru dalam dunia politik, dan belum pernah memimpin birokrasi pada puncak tertinggi sebelumnya, sehingga belum sepenuhnya teruji,"‎ kata Miryam, Senin (26/9/2016).

Dua pasangan penantang yaitu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diusung Gerindra dan PKS, kemudian pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung PAN, PKS, Demokrat, dan PKB. Anies memiliki latar belakang akademisi dan pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebentar, sedangkan Sandiaga Uno berasal dari kalangan usaha. Sedangkan Agus hanya memiliki latar militer, meski Sylviana dari birokrat.

Miryam yang merupakan Ketua DPP Hanura menilai yang diperlukan masyarakat untuk memilih calon di pemilihan kepala daerah DKI Jakarta kali ini bukan latar belakang, namun prestasi dan bukti nyata.

"Latar belakang tidak menjadi jaminan sebelum ada bukti nyata, dari kandidat yang ada baru Ahok yang punya track record sebagai pemegang kuasa tertinggi berprestasi," tuturnya.

‎Anggota Komisi V DPR RI menyindir menjadi pemimpin DKI Jakarta tidak hanya bermodal tampan.

"Masyarakat harus tahu, memimpin DKI Jakarta tidak cukup hanya bermodal tampan, tapi harus disertai bukti nyata," kata dia.

"Ahok memang bukan akademisi, tapi beliau praktisi yang berprestasi," Miryam menambahkan.

Miryam menambahkan untuk menghadapi dua pasangan penantang, salah satu strategi yang akan dipakai adalah menggencarkan sosialisasi prestasi Ahok dan Djarot selama memimpin Jakarta.

"Akan saya sampaikan kepada tim agar bisa mensosialisasikan lebih gencar lagi soal prestasi yang telah dilakukan Ahok," kata Miryam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI