Mendikbud: Pentingnya Pendidikan di Era MEA

Minggu, 25 September 2016 | 14:23 WIB
Mendikbud: Pentingnya Pendidikan di Era MEA
Mendikbud Muhadjir Effendy. (suara.com/Nikolaus Tolen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Efendy memberikan ceramah dalam Seminar Nasional Pendidikan di Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (25/29/2016).

Ia mengatakan, pendidikan memiliki peran yang sangat penting di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang tengah berjalan saat ini.

"Pendidikan bunya tanggungjawab mencetak Sumber Daya Manusia yang unggul dan berdaya saing. Hal ini tidak terlepas dari peran profesi guru, perluasan akses pendidikan, dan penguatan pendidikan vokasi," kata Muhadjir dalam sambutannya.

Menurut Muhadjir, dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, mengamanatkan bahwa guru merupakan profesi yang mengedepankan profesionalitas.

Katanya, melalui profesionalitas guru, Indonesia bisa mencetak SDM unggul dan tangguh, serta siap bersaing di era globalisasi dan MEA.

Muhadjir juga mengatakan, dalam menjalankan profesi, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan oleh tenaga pendidik, yaitu keahlian, rasa tanggungjawab sosial, dan rasa kebersamaan sesama profesi.

Kada dia, seorang pekerja disebut sebagai pekerja yang ahli atau berkeahlian diperlukan pendidikan yang cukup lama, dan peran pekerjaannya tidak dapat digantikan.

”Jika peran guru dapat digantikan oleh orang yang bukan guru, maka pekerjaan tersebut bukanlah profesi. Untuk itu tugas seorang guru bekerja secara profesional, dan membuat perannya tidak dapat digantikan oleh yang lainnya," ujar lelaki berusia 60 tahun itu.

"Kita butuh dukungan dari semua pihak dalam membangun profesi guru yang profesional, baik secara akademik maupun secara praktek," Muhadjir menambahkan.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam mencetak SDM unggulan, pemerintah memberikan perluasan akses pendidikan. Katanya, dalam perluasan akses itu pemerintah membuat kebijakan melalui Program Indonesia Pintar (PIP) yang dapat membantu anak-anak dari keluarga miskin untuk kembali ke sekolah.

”PIP merupakan jembatan bagi keluarga miskin dan anak di luar sekolah untuk kembali ke sekolah,” ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Muhadjir juga mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja dalam MEA diperlukan penguatan terhadap pendidikan keterampilan atau vokasi. Katanya, seorang juru, harus memiliki keterampilan sesuai yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

”Pemerintah terus mendorong pendidikan vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” kata Muhadjir.

Selain tiga fokus tersebut, kata Muhadjir, untuk mencetak SDM yang unggul dan tangguh diperlukan penguatan pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar.

Ia sedikit menyitir amanat Presiden RI Joko Widodo yang tertuang dalam program Nawa Cita. Katanya, secara tersirat Nawa Cita menyampaikan pembentukan karakter dimulai dari pendidikan dasar, dengan skema pendidikan karakter untuk jenjang SD sebanyak 70 persen, dan SMP sebanyak 60 peren.

”Jika pendidikan karakter ini berhasil, maka di tahun 2045 akan menghasilkan pemuda yang berkarakter tangguh, dan juga mencetak generasi cemerlang," ujar ayah tiga anak itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI