Dalam kesaksiannya, Richard menyayangkan tidak adanya proses autopsi yang menyeluruh terhadap jenazah Mirna. Seharusnya apabila ditemukan adanya kejanggalan dari kematian Mirna, maka uapaya yang harus ditempuh adalah melakukan autopsi secara menyeluruh.
“Pada dasarnya karena tidak dilakukan autopsi penuh. Dan oleh karena itu kematian mendadak karena penyakit tidak dapat diteliti,” kata Richard.
“Ada istilah untuk ini autopsi parsial, autopsi sebagian dan autopsi terbatas. Dan untuk penyebab kematian yang dipakai adalah tergantung pada keadaan yang terjadi di sekitar kematian tapi kalau kematian dicurigai maka autopsi penuh,” tambah dia.
Dalam kasus ini, kata dia, seharusnya bisa melibatkan ahli patologi yang berpengalaman untuk bisa langsung menyimpulkan soal adanya kejanggalan dalam kematian Mirna.
Richard menganalisa dokumen dari kuasa hukum Jessica terkait kematian Mirna. Dari hasil analisanya itu, Richard mengaku tidak bisa memastikan jika Mirna meninggal dunia akibat teracun sianida.
"Akhirnya dengan memperhatikan tidak adanya sianida yang hanya ada ada dalam jumlah kecil sehingga bahwa saya tegaskan penyebab kematian (Mirna) tidak dapat dipastikan,” kata Richard.
Menurutnya, pemeriksan terhadap jaringan lambung dari jenazah Mirna yang sebagaimana nampak dari barang bukti nomor 5 hanya menunjukkan adanya kadar siaida sebesar 0,2 miligram. Dari temuan sianida dari pemeriksaan sampel jaringan lambung belum bisa menjadi dasar jika hasil penelitian jika Mirna tewas karena sianida. Pasalnya, kadar sianida yang ditemukan dalam lambung Mirna terbilang rendah.
"Dalam dalam kasus ini, bahwa hasil yang dicantumkan sahih dan nyatanya sianida tidak ditemukan. BB (barang bukti) 4 saya mengamini cairan lambung yang diambil 70 menit setelah kematian dan BB 6 adalah organ yang diambil dari jasad serta BB 7 adalah urine dari jasad. Sehingga satu-satunya sampel yang terkandung sianida adalah BB 5, 0,2 mg,” kata Richard.
Dia juga mengatakan jika proses pengambilan beberapa sampel dari jenazah Mirna belum bisa membuktikan secara ilmiah untuk menjawab teka-teki kematian Mirna.
“Kesimpulannya pengambilan sampel dari jasad yang tidak sempurna tidak memberikan hasil bagi korban, terdakwa dan sistem peradilan,” tegas dia lagi.