Suara.com - Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengangap adanya upaya tim kuasa hukum terdakwa Jessica Kumala Wongso mengadu domba para saksi ahli yang dihadirkan di sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Adanya dugaan adu domba yang dilakukan pihak Jessica dikemukan ahli Psikologi Universitas Indonesia Sarilito Wirawan Sarwono, saat menggelar konferensi pers menanggapi sidang ke-22 kasu Kopi Maut Mirna yang digelar beberapa waktu lalu.
"Ya, kalau pun kita melihat ya (adu domba). Kita sebenarnya terbantu lah pemberian penjelasan kepada masyarakat ya tentang keterangan-keterangan ahli itu," kata Jaksa Ardito Muwardi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016) malam.
Menurutnya, argumentasi yang disampaikan saksi ahli sangat membantu jaksa, membuat terang teka-teki kasus Kopi Maut Mirna yang selama ini belum terungkap di persidangan.
"Ini kan sebuah hal yang bagi kita pun jaksa juga tidak menguasai seluruh masalah itu kan. Dan masyarakat yang melihat persidangan ini tentu juga banyak pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab. Jadi media juga diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lebih kompeherensif," kata Ardito.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Tim Kuasa Hukum Jessica, Otto Hasibuan, dianggap sengaja ingin mengadu domba para saksi ahli yang telah dihadirkan jaksa.
"Publik itu dibuat bingung. Tekniknya bukan mengadu argumentasi tetapi mengadu domba," kata Sarlito saat menggelar konfensi pers di Hotel Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (20/9/2016).
Dia pun mencontohkan, upaya adu domba saksi ahli yang dilakukan pihak Jessica. Sarlito menganggap saksi ahli Psikologi Agus Mauludi sengaja diatur untuk dihadapkan dengan dirinya. Dia sendiri merupakan saksi ahli yang pernah dihadirkan jaksa di persidangan Kopi Maut Mirna sebelumnya.
"Kaya pak Ronny dan bu Eva itu diadu. Saya juga sama Agus diaduin. Jadi orang bingung," kata dia
Dia pun mengaku terpaksa berdebat dengan Otto soal data statistik. Namun, dia menganggap, Otto hanya asal mempertanyakan tanpa sesuai dengan keahliannya.
"PH (penasehat hukum) yang bukan keahliannya berdebat sama saya soal stastistik. Tapi dia membantah. Ini pemeriksaan apa sehingga ahli terus dikorek-korek terus," pungkasnya.