Suara.com - Setelah Kalijodo, Jakarta, digusur pemerintah, sebagian warga yang dulu tinggal di sana, kini menetap di kolong jembatan. Mereka tak bernasib baik seperti warga lain yang kini mendapatkan rumah susun, di antaranya Rusun Pulogebang, Jakarta Timur.
Salah satu warga bernama Leman (56). Leman mengatakan sampai sekarang belum mendapatkan rumah susun yang pernah ditawarkan pemerintah sebagai ganti rugi penggusuran.
"Ya seperti saya sih ingin bantuannya aja rumah susun atau apalah, tempo hari, kan saya sudah daftar cuma kata istri kejauhan," kata Leman kepada Suara.com, Rabu (21/9/2016), di Jalan Kepanduan II, Kalijodo.
Leman tidak punya pendapatan yang tetap. Itu sebabnya, memilih bertahan di kolong jembatan layang untuk tempat tinggal.
"Saya tinggal di kolong jembatan, saya sih bisa-bisa saja mau ngontrak, tapi, kan saya harus hitung-hitung juga, biaya yang saya keluarkan, bini di kampung minta entar saya bayar kontrakan jadinya dobel," katanya.
Ayah dari empat orang anak ini memiliki sehari-harinya menjadi tukang parkir kendaraan proyek pembangunan ruang publik terpadu ramah anak dan ruang terbuka hijau Kalijodo.
"Saya mohon bantuannya dari Pak Ahok," katanya.
Kalijodo yang dulunya merupakan pusat prostitusi kini sudah rata dengan tanah. Penampilan daerah ini sekarang berubah total. Setelah digusur, kini dibuat ruang publik terpadu ramah anak dan ruang terbuka hijau. Pembangunannya sedang berlangsung.
Di daerah yang dulu rawan tindak kejahatan karena dikuasai preman itu, nanti akan diberi fasilitas jogging track, kolam renang, musala, dan lapangan futsal.
Pembangunan RPTRA dan ruang terbuka hijau Kalijodo atas kerjasama pemerintah dan PT. Bumi Serpong Damai Tbk. [Marselinus Kalis]