Ini Cerita di Balik Deklarasi Pencalonan Sandiaga-Mardani

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 20 September 2016 | 07:51 WIB
Ini Cerita di Balik Deklarasi Pencalonan Sandiaga-Mardani
Sandiaga Uno (kiri baju putih) bersama Mardani Ali Sera (kanan baju cokelat). [pks-jakarta.or.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendeklarasikan kadernya Mardani Ali Sera untuk maju sebagai bakal calon wakil gubernur bersama Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta. Hal ini mengundang emosi akar rumput PKS mengingat sebelumnya salah satu kader muda PKS, Muhamad Idrus sudah mendeklarasikan dirinya maju dengan jargon #JakartaKEREN untuk melawan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ketua Tim Relawan #JakartaKEREN, M Hadi Nainggolan, menyatakan bakal calon Gubernur DKI, Muhamad Idrus akan melawan para petinggi PKS yang langsung menunjuk Mardani tanpa melihat suara dari bawah.

"Kami seluruh relawan siap melawan Pak Hidayat Nur Wahid dan teman-teman. Mereka menggunakan skenario politik bunuh diri. Bang Idrus dari awal yang mendeklarasikan diri, mendaftarkan diri ke PDIP dan Demokrat. Ini sudah merusak komunikasi politik yang selama ini dibangun," tegas Hadi di Jakarta, Senin (19/9/2016).

Hadi menegaskan bahwa Hidayat Nur Wahid CS seharusnya mengapresiasi gerakan kader muda yang sudah berani untuk bertarung di Pilkada.

Inilah beberapa cerita dibalik deklarasi pencalonan Sandiaga-Mardani :
 
1. Dalam penjelasan "9 Alasan Doktor Mardani Ali Sera Jadi Pendamping Sandiaga Uno Maju di Pilkada Jakarta", nama Muhamad Idrus dan slogan "Jakarta Keren" disebut-sebut sebagai kader PKS yang tidak mendapatkan restu dari DPP, karena Idrus dianggap melakukan semua itu (berkampanye mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI) atas inisiatif pribadi an sich.
 
2. Dalam rilis DPP yang disebarkan di media sosial secara luas itu, dinyatakan bahwa Idrus tidak didukung oleh struktur PKS. Aksi kampanyenya yang dianggap inisiatif pribadi itu bisa dibilang sangat jarang dilakukan kader dan bukan budaya yang umum berlaku di PKS.
 
3. Rilis DPP ini diperkuat dengan penjelasan resmi Majelis Syuro dimana Hidayat Nurwahid menjadi juru bicara sekaligus orang yang sangat berperan dalam seluruh proses perjodohan Sandiaga-Mardani. Dimana Hidayat Nurwahid tidak pernah ditemui oleh Idrus dan DPP tidak pernah memproses Idrus
 
4. Padahal, Idrus, sesuai pengakuannya, telah melakukan berbagai komunikasi dan memint izin atau restu kepada struktur PKS, mulai dari jenjang terendah hingga tertinggi. Sejak Januari 2016, Idrus telah menghadap pengurus PKS, mulai DPD PKS Jakarta Utara hingga DPW DKI, terkait pencalonannya.
 
5. Puncaknya, di awal Februari 2016, Idrus menghadap pimpinan DPTW DKI Jakarta untuk meminta izin dan restu terkait langkahnya. Dan pesan DPTW DKI pada saat itu adalah mengizinkan dan memperbolehkan Idrus untuk terus bergerak. Begitupun yang disampaikan oleh Wilda (Wilayah Dakwah) Banjabar.
 
6. Semua proses diikuti oleh Idrus. Hingga puncaknya ketika Idrus diminta presentasi didepan BP3 (Badan Pemenangan Pemilu dan Pilkada) DPP PKS. Dan keputusan DPTP pada bulan Februari 2015, Muhamad Idrus termasuk salah satu dari 5 calon yg ditetapkan, bersama Sandiaga Uno, Dedi Mizwar, Adhyaksa Dault, dan Nurmahmudi Ismail.
 
7. Memang, dalam aktivitasnya, Idrus mendapati ada beberapa komentar negatif yang muncul. Salah satunya dari Mardani Ali Sera. Terekam dalam berita media: https://news.detik.com/berita/3107484/kadernya-gandeng-inneke-ke-pilgub-dki-pks-nggak-masalah. Di media tersebut, Mardani seperti terlihat "tak suka" dengan seluruh aktivitas dan manuver Idrus.
 
8. Kata-kata Mardani di detik dot com pada tanggal 30 Desember 2015 itu berbunyi; "Beliau (Idrus) mungkin mau jalur independen, diapresiasi inisiatif pribadinya. Tapi PKS belum buat keputusan apapun tentang Pilkada DKI". Seperti sedang menegasikan keberadaan Idrus yang sedang maju di Pilkada DKI dengan menggunakan perahu PKS.
 
9. Satu yang terlupa, Idrus juga sempat berailaturahim menemui HNW (Hidayat Nurwahid) untuk berdiskusi dan meminta dipertimbangkan dalam pembicaraan Majelis Syuro, sebagai ikhtiar seorang Kader Inti PKS dalam tata krama politik, dimana Idrus menghormati seluruh proses dan kewenangan masing-masing orang dalam struktur PKS. Termasuk juga pada saat itu Idrus meminta waktu untuk mengklarifikasi rumor negatif yang berkembang tentang dirinya. 
 
10. Bentuk keseriusan Idrus adalah selalu terus melakukan sosialisasi tanpa berhenti, hatta seluruh calon dari lima calon yang mau diusung PKS itu berhenti melakukan sosialisasi semua. Idrus sepertinya tak pernah patah semangat dan ia berusaha menunjukkan komitmennya untuk mengalahkan petahana. Sosialisasi yang dilakukan Idrus terus berjalan hingga hari ini. Idrus masih menunggu keputusan Majelis Syuro. 
 
11. Tapi tiba-tiba, pada tanggal 8 September 2016 Duet Sandiaga-Mardani dideklarasikan di Kantor DPP PKS, Simatupang, Jakarta. Acara dihadiri oleh Sandiaga Uno dan petinggi PKS, seperti Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri, Wakil Ketua Majelis Syuro Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua DPR dari F-PKS Triwisaksana, dan Sekjen PKS Mustafa Kamal.
 
12. Hidayat Nurwahid (HNW) berkali-kali menyampaikan bahwa seluruh ikhtiar telah dijalani. Tapi nama Idrus disebut sangat negatif sebagai kader yang tak melalui jalur struktur dalam aktivitas pencalonannya. 
 
13. Disinilah letak permasalahannya. Kalau memang dari awal tak dianggap sebagai orang atau kader yang tak melalui jalur struktur, kenapa dulu pada awal Februari 2016 muncul 5 nama yang akan diusung oleh kader. Belakangan Idrus juga mengungkapkan, bahwa ia diblaclist dari pencalonan, karena dianggap dekat dengan pengusaha besar dimana pengusaha besar tersebut dianggap negatif oleh oknum anggota Majelis Syuro.  
 
14. Langkah PKS yang mensosialisasikan secara resmi kenapa menolak Idrus sangatlah menyakitkan. Ini adalah karakter politik yang buruk yang wajib kita hindari. Oknum-oknum petinggi PKS sekarang yang secara sepihak menolak calon dari kader sendiri, lantas merusak karakter si calon adalah oknum-oknum yang wajib kita hindari ketika berinteraksi. 
 
15. Mereka adalah raja tega dalam dunia politik. Tak menghargai kader yang berkomitmen memenangkan partainya. Malah melakukan manuver yang ditengarai justru demi meningkatkan bargaining politik partai. Ada tujuan pragmatis yang sangat terbaca. Boleh jadi PKS, melakukan ini semua, demi memberikan jalan lebar kepada Ahok untuk menang. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan dijauhkan dari politisi-politisi tak berkarakter seperti petinggi PKS sekarang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI