Konflik Suriah Kembali Menghangat, 32 Orang Tewas di Aleppo

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 20 September 2016 | 06:11 WIB
Konflik Suriah Kembali Menghangat, 32 Orang Tewas di Aleppo
Kelompok pemberontak di jalanan Manbij, Aleppo, Suriah. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sedikitnya 32 orang terbunuh dan lebih banyak lagi warga yang mengalami luka di provinsi utara, Aleppo, pada Senin (19/9/2016. Menurut laporan organisasi pemantau, peristiwa ini terjadi pada jam-jam pertama gencatan senjata yang diprakarsai Amerika Serikat-Rusia berakhir.

Lebih dari 40 serangan udara dilancarkan di daerah-daerah yang dikuasai kelompok pemberontak pada Senin (19/9/2016). Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah gencatan senjata, yang diterapkan selama satu minggu, berakhir tanpa diperpanjang.

Dua belas dari mereka yang tewas adalah para supir iring-iringan kendaraan yang membawa bantuan dari Bulan Sabit Merah, menurut laporan organisasi Syrian Observatory for Human Rights.

Organisasi pemantau yang berpusat di Inggris itu mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat karena begitu banyaknya orang yang terluka.

Sementara itu, kantor berita negara SANA mengatakan kelompok-kelompok pemberontak menyerang posisi-posisi militer pada Senin sore (19/9/2016) di daerah pemukiman 1070 di Aleppo selatan.

SANA menambahkan bahwa pasukan pemerintah Suriah membalas serangan hingga pasukan penyerang kehilangan para anggotanya.

Di provinsi tengah, Hama, pasukan Suriah membunuh 25 anggota kelompok pemberontak Jaish al-Fateh.

Militer Suriah pada Senin mengumumkan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Suriah, yang diusung AS dan Rusia, telah berakhir tanpa ada pembicaraan soal kemungkinan masa gencatan diperpanjang, menurut SANA.

"Teroris-teroris itu telah mengambil keuntungan dari gencatan senjata untuk menghimpun kekuatan mereka serta terus menyerang wilayah-wilayah pemukiman, terutama di provinsi Hama, Qunaitera dan Aleppo," kata pernyataan militer.

Pernyataan itu menyebutkan bahwa pasukan militer telah melakukan tugasnya, yaitu untuk menahan diri, serta untuk menangani sejumlah kecil kasus untuk meredam sumber-sumber tembakan dari kalangan pemberontak. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI