Temannya Ditangkap, Fahri Hamzah Gantian Kuliti KPK

Senin, 19 September 2016 | 18:57 WIB
Temannya Ditangkap, Fahri Hamzah Gantian Kuliti KPK
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. (Suara.com/Dian Rosmala)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah mengkritik kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi yang menurutnya tidak maksimal.

"Katanya masalah korupsi ini masalah besar, masalah serius. Itu Duterte (Presiden Filipina) saya kasih contoh, dia bilang narkoba tidak ada lagi di Filipina. Karena dia menganggap itu darurat narkoba," kata Fahri di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/9/2016).

Menurut Fahri sejak pertamakali didirikan pada tahun 2002 sampai sekarang, KPK belum memperlihatkan kemajuan dalam memberantas korupsi. Buktinya, kata dia, korupsi tetap marak.

"Kita katanya darurat korupsi, mana strateginya? Itu sudah dari 2002, sudah 14 tahun memberantas korupsi tapi gini-gini aja," ujar Fahri.

"Terus tepuk tangan minta anggaran tambah, minta beli gedung baru, minta dibuka di daerah-daerah, terus saja begitu tapi masalahnya tidak selesai. Tapi tepuk dada terus seolah-olah berhasil," Fahri menambahkan.

Fahri menyebut hal itu sebagai sakit jiwa.

"Kita seperti sakit jiwa, seperti katanya Albert Einstein, melakukan dengan cara yang sama, tapi hasil yang diharapkan sama. Itu, kan sakit jiwa namanya," ujar Fahri.

"Kita ini seperti sakit jiwa, karena yang kita gemari itu senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang," Fahri menambahkan.

Pernyataan Fahri tersebut terkait nasib rekannya, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, yang sekarang ditahan KPK setelah dijadikan tersangka kasus dugaan menerima suap dari pemilik perusahaan distributor gula CV Semesta Berjaya Xavierandy Sutanto dan istri: Memi, sebesar Rp100 juta, pada Sabtu (17/9/2016) lalu. Mereka diduga menyuap Irman agar mau membantu mendapatkan jatah gula impor dari Bulog untuk didistribusikan ke Sumatera Barat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI