Suara.com - Insiden ledakan bom di Chelsea, Manhattan, New York, Sabtu (17/9/2016) malam waktu setempat masih diselidiki kepolisian. Polisi tengah mencari kaitan antara bom yang meledak dengan satu bom lain yang ditemukan tak jauh dari lokasi.
Tersangka masih dalam pengejaran. Polisi sempat mencegat sebuah kendaraan mencurigakan berisi lima orang pada hari Minggu. Namun, polisi tidak melakukan penangkapan.
Bom yang meledak di Jalan West 23rd dan satu bom lainnya yang ditemukan empat blok di Jalan West 27th dibuat dengan panci presto yang diisi dengan serpihan-serpihan benda, sama dengan metode yang dipakai dalam serangan bom Marathon Boston tahun 2013 silam.
Gubernur Negara Bagian New York, Andrew Cuomo, mengatakan bahwa bom kedua mempunyai rancangan serupa dengan bom pertama, meski pihak berwajib belum mengungkap detailnya.
Kendati demikian, sejumlah media AS, mengutip keterangan pihak berwajib, mengatakan bahwa kedua bom tersebut terdiri atas ponsel lipat, lampu-lampu hias natal, dan alat picu (detonator) sederhana.
Pada TKP ledakan bom pertama ditemukan residu bahan peledak jenis Tannerite, demikian disampaikan Biro Penyidik Federal AS (FBI). Tannerite merupakan material yang dipakai untuk latihan menembak dan bisa dibeli di toko-toko penjual alat olah raga.
Bahan itulah yang membedakan bom ini dengan bom pipa di New Jersey, Sabtu pagi. Pihak berwajib memastikan, ledakan bom pipa yang menargetkan ajang balap lari dan ledakan di New York, tidak berkaitan satu sama lain.
Polisi mengerahkan sekitar 1.000 petugas tambahan di sejumlah pusat layanan transportasi di New York. (Independent)