Suara.com - Jaksa penuntut umum meragukan keterangan saksi ahli psikologi dari Universitas Indonesia Dewi Taviana Walida yang dihadirkan pengacara terdakwa Jessica Kumala Wongso dalam kasus kematian Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, hari ini.
"Ahli kan psikolog obyeknya kan harusnya orang yang diperiksa tapi kenapa ahli hanya membaca hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh orang lain? Tadi juga saksi kan bilang baru ketemu terdakwa hari ini," kata salah satu jaksa.
Dewi menegaskan analisa terhadap perilaku Jessica bisa dilakukan dengan membaca berita acara pemeriksaan.
"Saya bicara umum pak, saya periksa dokumen ini dan itu boleh," kata Dewi.
Jaksa tidak puas dengan penjelasan Dewi. Lalu, jaksa mencecarnya.
"Ahli jangan bilang secara umumnya. Ini bukan di tempat praktik ibu tapi persidangan. Apakah itu etis dilakukan?" kata Jaska.
Dewi bersikukuh untuk menganalisa perilaku Jessica bisa hanya dengan memeriksa dokumen pemeriksaan kejiwaan Jessica yang teruang dalam BAP.
"Kita kan membaca dari pemeriksaan orang lain, itu diperbolehkan sama seperti dokter yang saling membandingkan seperti memeriksa hasil rekam jejak dokter lain," kata Dewi.
Tapi menurut jaksa seharusnya ahli kejiwaan memeriksa Jessica secara langsung dan menyeluruh.
"Ahli kan psikolog, harusnya (pemeriksaan) kan orang bukan dokumen. Mana saudara yang sepakat mana yang kurang. Apa yang menjadi ketidak sesuaian," kata Jaksa.