"Pilkada Jakarta ini ujian terberat terkait dengan SARA ini. Kalau Jakarta ini bisa lolos, melalui (tanpa ada isu SARA), saya optimis ke depan Indonesia jadi lebih baik. Kalau Jakarta gagal, mungkin ada eskalasi bisa lebih buruk," kata Rumadi dalam diskusi bertajuk Tolak SARA dalam Pilkada di Kedai Kopi Deli, nomor 7, Jalan Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).
Rumadi mengingatkan isu SARA yang juga dimainkan di pilkada Jakarta tahun 2012. Ketika itu, Joko Widodo berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama.
"Tapi waktu itu, Ahok ini masih wakil, di atas masih ada Jokowi untuk atasi itu. Tapi sekarang situasinya berbeda. Ahok jadi nomor satu (gubernur), dengan dua persoalan baik dari sisi etnis dan agama. Sekarang ini eskalasi untuk menyerang tokoh dengan isu SARA, itu sudah dimulai jauh sebelum dia (Ahok) menjadi calon," ujar Rumadi.
Rumadi mengimbau masyarakat jika tak menyukai Ahok lebih baik jangan memilihnya. Rumadi mengatakan masyarakat jangan menjadikan isu agama menjadi alasan menolak Ahok. Rusmadi juga mengatakan lebih baik lawan politik Ahok mengkritisi kebijakan-kebijakan yang dibuat Ahok selama ini.
"Harapan saya, kalau orang tidak mau pilih Ahok, jangan jadikan keyakinan agama sebagai alasan. Persoalkan saja kebijakan yang dia buat. Jangan jadikan soal kecinaan dia. Karena kita tidak bisa pilih dilahirkan dari etnis mana. Sama saja kita persoalkan takdir tuhan," kata Rumadi.