Suara.com - Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengatakan pihaknya tengah genjar melakukan pencocokan dan penelitian untuk pemuktahiran data pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Menurutnya pencocokan dan penelitian yang dilakukan Petugas Pemuktahiran Data Pemilih (PPDP) guna mengantisipasi adanya pemilih fiktif atau ganda.
"Sekarang kita melakukan pemuktahiran data, kita ingin pastikan tidak ada pemilih fiktif, tidak ada pemilih ganda, pemilih hantu, namanya ada tapi orangnya nggak ada. Kira terus untuk melakukan pemuktahiran," kata Sumarno di acara launching Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017, di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (18/9/2016).
Sumarno menuturkan nantinya masyarakat juga akan diminta ikut membantu KPU DKI memberikan informasi setelah dilakukan penyusunan Daftar Pemilih Sementara (DPS).
"Makanya nanti juga begitu kami sudah menyusun DPS (Daftar Pemilih Sementara), akan diumumkan ke masyarakat. Nanti masyarakat akan dimintai tanggapannya," kata dia.
Informasi tersebut, kata dia, yakni mengenai data warga DKI yang telah meninggal dunia ataupun yang telah berpindah domisili ke tempat lain.
"Misalnya kalau nanti pemilih itu sudah nggak ada, meninggal, atau sudah pindah tempat. Itu nanti masyarakat diminta menyampaikan, nanti KPU akan mencoret mereka," kata dia.
Dalam proses pemuktahiran data pemilih tersebut, KPU DKI telah mengerahkan puluhan ribu PPDP ke rumah-rumah warga di seluruh wilayah Jakarta. Adapun tahap pemuktahiran data pemilih tersebut ditargetkan hingga 7 Oktober 2016.
"Pemilih sedang dalam proses pemutakhiran data. Jadi ada petugas kami sekitar 26 ribu lebih petugas yang datang melakukan pencocokan dan penelitian dari rumah ke rumah yang jumlahnya sekitar 7,4 juta yang kita mutakhirkan. Nah nanti hasilnya seperti apa DPTnya kita tetapkan sekitar awal Desember nanti," kata dia.