PKB Ajak Parpol Non Pendukung Ahok Bersatu Hadapi Petahana

Sabtu, 17 September 2016 | 13:14 WIB
PKB Ajak Parpol Non Pendukung Ahok Bersatu Hadapi Petahana
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengikuti sidang gugatan ke Mahkamah Konstitusi [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengajak semua partai politik yang tidak mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk merapatkan barisan menghadapi partai yang sudah berkoalisi mendukung bakal calon dari  petahana,Ahok. Sebab, dengan demikian, kekuatan yang sudah dibentuk oleh kelompok Ahok dapat diatasi.

“Kami mengajak semua parpol non-Ahok untuk bersatu menghadapi Pilkada DKI Jakarta nanti dengan menyuguhkan pilihan alternatif pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur kepada masyarakat Jakarta,” kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB, Ahmad Iman Syukri, Sabtu (17/9/2016).

Iman menegaskan, ajakan tersebut tidak dalam rangka mengarahkan sejumlah parpol anti Ahok untuk mendukung calon yang akan diusung PKB. Pasalnya, hingga saat ini partai besutan Muhaimin Iskandar itu belum memutuskan akan mengusung figur yang dinilai tepat untuk memimpin Jakarta lima tahun ke depan.

“Ajakan ini tidak dalam rangka kesana (mengarahkan dukungan figur). Kami tidak peduli siapapun nanti yang akan diusung untuk melawan pasangan petahana, siapa pun calon gubernur dan wakilnya yang diusung sejumlah partai non Ahok harus bersatu," katanya.

Ia menjelaskan, PKB berinisiatif mengajak semua Parpol non-Ahok memikirkan calon alternatif selain petahana demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat Jakarta dengan mempertimbangkan segala aspek yang memungkinakan untuk kemajuan Jakarta ke depan dengan berbagai program yang lebih merakyat.

“Kita ingin mengajak semua Parpol non-Ahok bersatu untuk menyuguhkan calon alternatif kepada warga Jakarta dalam menentukan pilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta ke depan. Kita ingin berbicara dengan jernih bersama semua parpol tersebut agar keinginan masyarakat Jakarta hidup lebih baik dapat terwujud,” kata Iman.

Ahok, lanjut Iman, tidak bisa membuktikan sebagai Kepala Daerah yang memiliki visi pengayom dan pelindung rakyat kecil selama memimpin Jakarta.

"Salah satu buktinya adalah semakin meningkatnya jumlah penduduk miskin di Jakarta hingga 0,14 persen," kata Iman.

Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta pada bulan September 2015, jumlah penduduk miskin di Jakarta pada bulan Maret 2016 mencapai 384.300 orang atau 3,75 persen. Ini meningkat dari jumlah penduduk miskin yang dirilis BPS pada September tahun lalu sebanyak 368.670 orang atau 3,61 persen dari total jumlah penduduk di DKI Jakarta.

Selain itu, terdapat sejumlah kebijakan selama kepemimpinan AHok yang sama sekali tidak mencerminkan pelindung rakyat kecil. Misalnya, penggusuran pemukiman warga Jakarta di sejumlah tempat.

"Meskipun sudah diberikan kompensasi penyediaan rumah susun, tetapi kompensasi itu jelas tidak solutif bagi masyarakat yang puluhan tahun tinggal di pemukiman asal,” katanya.

Karena itu, kata Iman, harus ada kekuatan besar untuk melawan kekuatan koalisi parpol pendukung demi terwujudkan Jakarta yang nyaman, kondusif dan lebih baik terutama bagi warga Jakarta yang saat ini masih berada dibawah garis kemiskinan sebagaiman data BPS tersebut.

“Kita butuh kekuatan besar untuk melawan pasangan petahana, kami ingin menyajikan sosok pemimpin yang benar-benar memahami persoalan yang sangat komplek serta solusinya. Masih banyak tokoh yang memiliki integritas dan visi ke depan yang labih baik untuk Jakarta, sepeti Yusril Ihza Mahendra, Mardani, Sandiaga Uno, Rizal Ramli dan sejumlah tokoh lainnya,” kata Iman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI