Rizal Ramli: Warga Betawi Selalu Dikucilkan

Kamis, 15 September 2016 | 14:21 WIB
Rizal Ramli: Warga Betawi Selalu Dikucilkan
Rizal Ramli dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Aliansi Masyarakat Jakarta Menggugat di Gedung Juang Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016). (suara.com/Dian Rosmala)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Rizal Ramli mengatakan bahwa sejak zaman Presiden Soekarno hingga saat ini, hidup masyarakat Betawi tidak mengalami perubahan.

Pernyataan itu disampaikam dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Aliansi Masyarakat Jakarta Menggugat di Gedung Juang Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).

"Kita ingat rakyat Betawi nasibnya kayaknya nggak berubah tuh. Sejak zaman Husni Thamrin, sejak zaman Bung Karno, warga Betawi selalu dikucilkan. Hidupnya banyak yang sulit," kata Rizal dalam diskusi bertema Indonesia Menggugat, Jakarta Menggugat.

Rizal juga membantah pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyatakan bahwa di Jakarta tidak ada lagi suku Betawi.

"Pak Gubernur Ahok, saking congkaknya mengatakan 'tidak ada lagi kok rakyat Betawi di Jakarta ini, sudah digusur semua'. Padahal itu tidak betul sama sekali. Karena banyak sekali warga Betawi di tempat saya tinggal di daerah Bangka, di Jakarta Selatan," ujar Rizal.

Rizal melanjutkan, hal yang sama juga pernah disampaikan oleh Ahok kepada dia, sebelum dicopot dari jabatan Menteri Kordinator Kemaritiman, saat meninjau pulau reklamasi.

"Sama juga waktu gubernur Ahok meyakinkan saya, waktu saya akan berkunjung ke pulau-pulau reklamasi. Ahok bilang, 'di daerah ini sudah tidak ada lagi nelayan, saya bilang yang benar Ahok? benar, betul-betul tidak ada nelayan. Faktanya ada lebih dari 35 ribu warga nelayan," kata Rizal.

Rizal menilai, di Jakarta, di bawah kepemimpinan Ahok sebagai Gubernur, masyarakat Betawi seakan-akan menjadi tamu di tanah sendiri.

"Saudara-saudara, apa yang perlu kita gugat? Pertama, seolah-olah warga Betawi ini, itu warga kelas 2. Pendatang malah jadi warga kelas 1," kata Rizal.

"Tentu ada macam-macam faktor. Tapi yang paling penting, pemerintah sudah tidak berpihak, tidak berupaya keras untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Betawi," tambah Rizal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI