Ahli Patologi Forensik yang dihadirkan pihak Jessica, Gatot Susilo Lawrence, menyayangkan adanya perbedaan setiap saksi ahli yang dihadirkan di persidangan.
"Ketika keterangan bahwa saksi ahli tidak sama . Posisi kita sebagai saksi ahli, seharusnya bicaranya sama,"ujar Gatot dalam persidangan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Bungur, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Kata Gatot, selama persidangan, masing-masing baik dari Jaksa Penuntut Umum dan kuasa hukum menghadirkan saksi ahli yang dinilainya justru saling menyerang.
"Ketika JPU panggil seorang saksi ahli, lalu penasehat hukum panggil saksi ahli, mereka saling menyerang, seharusnya para ahli seharusnya berbicara sesuai kebenaran. Kita harus menganut kejujuran, karena kita ahli, we have a stand," jelasnya.
Ia pun menilai, persidangan kasus pembunuhan Mirna terlalu lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan autopsi, untuk mengetahui apakah Mirna tewas disebabkan racun sianida atau tidak. Pasalnya di setiap tubuh manusia itu kan ada sel. Sel yang paling membutuhkan oksigen itu adalah otak dan ginjal.
"Di jantung, mitokondria itu paling banyak di jantung, oleh sebab itu landasan "science", mengapa kita curiga kasus sianida, harus buka jantung, harus sampai otak, harus sampai ginjal," kata lulusan kedokteran Ohio University yang mengaku bekerja untuk PBB saat penangkapan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic pada tahun 2000 silam.
Gatot juga memaparkan, bagaimana kerja sianida yang masuk ke dalam jantung, otak dan ginjal dan harus dilakukan pemeriksaan agar diketahui dosis racun sianida.
"Jantung harus diperiksa, otak harus diperiksa dan ginjal biar kita tahu dosisnya sebesar apa,"kata Gatot.
Gatot menambahkan, bahwa sianida yang masuk ke tubuh akan membuang oksigen dari fungsi aslinya.
"Sianida itu berkompetensi pada co2, maka dari itu oksigen ditendang semua. Banyak oksigen dalam tubuh tetapi nggak difungsionalkan. Oleh sebab itu, oksigen banyak," imbuhnya.
"Kalau orang normal , keracunan sianida, maka oksigen yang dalam arteri dan vena banyak tapi tidak fungsional itulah yang disebut "cherry red" pada kasus pembunuhan mirna," sambungnya.