Cerita Pedih Pentas Sanggar Ciliwung Kini Jadi Kenyataan

Siswanto Suara.Com
Rabu, 14 September 2016 | 19:35 WIB
Cerita Pedih Pentas Sanggar Ciliwung Kini Jadi Kenyataan
Warga Bukit Duri, RT 5, RW 12, Jakarta [suara.com/Erlangga Bregas Prakoso]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu bangunan yang akan ditertibkan karena berdiri di jalur hijau tepi Sungai Ciliwung ialah Sanggar Ciliwung. Sanggar ini berdiri di RT 6, RW 12, Bukit Duri, Jakarta Timur.

Budayawan Sandyawan Sumardi sudah memperkirakan penggusuran tersebut sejak tahun 2011. Ketika itu, Sanggar pernah membuat pementasan teater di Taman Ismail Marzuki dengan cerita utama tentang penggusuran dengan judul Ciliwung Larung.

"Pementasan 2011 jadi nyata soal Ciliwung Larung tentang penggusuran kampung kami," kata Sandyawan kepada suara.com di Sanggar Ciliwung, Rabu (14/9/2017).

Pemain teater ketika itu adalah warga dari dua kampung yaitu Bukit Duri dan Kampung Pulo.

"Pemainnya gabungan dua kampung, banyak pemain teater yang takut (ketika itu)," katanya.

Pemukiman di Kampung Pulo sekarang sudah digusur lebih dulu oleh pemerintah Jakarta. Sebelum digusur, sebagian warga Kampung Pulo sering belajar di Sanggar Ciliwung. Mereka ke sanggar dengan naik perahu gethek di belakang sanggar.

"Dulu di belakang sanggar ada kapal gethek, kami bikin sendiri untuk ngehubungin dua kampung ini buat belajar," kata dia.

Sanggar Ciliwung, kata Sandyawan, merupakan sarana pemberdayaan bagi warga, khususnya dalam bidang sosial dan seni.

"Di sini pusat pemberdayaan remaja dan masyarakat dari berbagai kampung, khususnya Bukit Duri," ujarnya.

Kini, nasib kampung Bukit Duri segera menyusul Kampung Pulo. Pemerintah Jakarta akan merelokasi warga ke rusun Rawa Bebek, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur. Pemerintah menertibkan tepi sungai guna mengembalikan fungsi lahan ke lahan hijau. [Erlangga Bregas Prakosa]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI