Basri, Tangan Kanan Santoso, Menyerahkan Diri di Poso

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 14 September 2016 | 14:50 WIB
Basri, Tangan Kanan Santoso, Menyerahkan Diri di Poso
Jenazah terduga teroris Santoso di RS Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (19/7/2016). [Antara/Zainuddin MN]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah seorang pelaku teror yang diburu polisi dan TNI dalam Operasi Tinombala di Poso, diduga bernama Basri alias Bagong, dilaporkan menyerahkan diri kepada aparat di Poso, Sulteng, Rabu (14/9/2016).

Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto selaku Komandan Satgas Penerangan Operasi Tinombala mengaku telah menerima informasi tersebut, namun meminta waktu untuk mengkonfirmasikan kebenarannya.

Basri disebut-sebut sebagai tangan kanan Santoso, pemimpin gerakan Mujahiddin Indonesia Timur yang tewas tertembak beberapa waktu lalu, dalam persembunyian mereka di hutan-hutan sekitar wilayah Poso Pesisir selama ini.

Sementara seorang anggota kelompok Santoso lainnya yang diperkirakan bernama Andika ditemukan telah menjadi jenazah bersama satu unit bom aktif.

Jenazah yang diduga Andika itu ditemukan di pinggiran Sungai Puna, Desa Tangkura, Kabupaten Poso, Sulteng, bersama bom rakitan yang masih aktif pada Rabu, sekitar pukul 09.00 WITA.

Jenazah tersebut kini diamankan di Polsek Poso Pesisir Selatan guna pemeriksaan lebih lanjut oleh Tim Indentifikasi Pasukan Tinombala.

Hary yang dikonfirmasi melalui telepon membenarkan penemuan mayat tersebut. Menurut dia, mayat itu ditemukan oleh warga Desa Tangkura yang kemudian dievakuasi ke Polsek Poso Pesisir Selatan.

"Iya, ada satu jenazah, jenis kelamin laki-laki, kini telah di Polsek guna penyelidikan selanjutnya," ujarnya.

Menurut Hary, untuk sementara korban belum dapat diketahui identitas sebab masih dalam proses penyelidikan di Polsek Poso Pesisir Selatan.

Ditanya apakah mayat itu memiliki ciri-ciri seperti orang-orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) anggota Kelompok Santoso, Hary belum bisa memastikan karena masih sedang diidentifikasi.

"Kami belum dapat menguraikan identitas korban, dan belum dapat dipastikan apakah masuk dalam daftar anggota kelompok santoso, sebab saat ini tengah dalam penyilidikan pihak kepolisian," ujarnya.

Di lokasi penemuan mayat tersebut, juga ditemukan bom rakitan yang masih tergolong aktif, namun Hary belum dapat menjelaskan berapa buah bom rakitan yang ditemukan itu.

"Barang bukti berupa bom rakitan yang masih aktif ada, namun soal berapa jumlahnya, belum ada informasi pasti. Masih dalam proses penyelidikan," ujarnya.

Setelah diidentifikasi, jenazah tersebut akan dievakuasi ke RSU Bhayangkara Palu untuk proses identifikasi lebih lanjut. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI