Suara.com - Ilmuwan beken Amerika Serikat Bennet Omalu menduga kandidat presiden Partai Demokrat Hillary Clinton diracun pesaingnya, Donald Trump dari Partai Republik. Presiden Rusia Vladimir Putin menurutnya bersekongkol dengan Trump melakukan aksi tersebut.
Omalu, seorang patologis yang menguak traumatic cronic organ otak pada sejumlah pemain footbal Amerika ini menyampaikan asumsi tersebut lewat medsos Twitter.
"Saya sarankan tim kampanye Clinton untuk segera melakukan analisa toksikologi darah kepada Hillary," tulisnya di Twitter.
"Ada kemungkinan dia diracun," lanjutnya.
Di cuitan selanjutnya, Omalu menduga Donald Trump dan Vladimir Putin merupakan dalang yang meracun Hillary untuk menjegal langkahnya duduk di kursi orang nomor satu di AS.
"Saya tak percaya Trump dan Putin. Mereka mungkin saja (pelakunya)," tutupnya.
Analisa ini menyusul penyakit pneumonia yang diidap Hillary. Seperti diketahui, istri mantan presiden AS Bill Clinton ini nyaris ambruk saat menghadiri peringatan 9/11 di Ground Zero. (Metro)