Ditertawakan Rossi Saat Jumpa Pers, Lorenzo Naik Darah

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Selasa, 13 September 2016 | 15:29 WIB
Ditertawakan Rossi Saat Jumpa Pers, Lorenzo Naik Darah
Pebalap veteran MotoGP, Valentino Rossi (kiri), menyalip rekan setimnya dari tim Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, dalam balapan di Sirkuit Misano, San Marino, (11/9) lalu [AFP/Gabriel Bouys]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 'Perang dingin' antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo memasuki tahapan baru. Keduanya tidak lagi saling sunyi senyap menampilkan persaingan sengit diantara sesama rekan setim.

Rivalitas diantara keduanya kini sudah jadi 'perang terbuka'. Hal itu usai keduanya terlibat perdebatan sengit saat konferensi pers pasca balapan seri 13 MotoGP San Marino, Minggu (11/9/2016).

Pemicunya saat salah seorang wartawan menanyakan pendapat keduanya terkait aksi menyalip yang dilakukan Rossi terhadap Lorenzo di lintasan balap Sirkuit Misano ini.

Rossi menjawab pertama, sebelum Lorenzo mengutarakan pendapatnya yang menyatakan aksi menyalip rekan setimnya itu terlalu agresif. Jawaban ini kontan menimbulkan tawa dari Rossi.

Melihat hal itu, Lorenzo pun tampak marah dan perdebatan pun mulai terjadi. Rossi langsung menimpali pernyataan juara dunia MotoGP tiga kali itu yang menyatakan aksi seperti itu sudah jamak terjadi.

Lorenzo menilai sikap Rossi menertawakan dan memotong pembicaraannya tersebut sangat tidak menghormati sesama pebalap. Dia berharap kejadian ini bisa jadi instropeksi bagi pebalap berusia 37 tahun itu.

"Jika Anda berusia 37 tahun, Anda harus bersikap sopan dan membiarkan orang lain berbicara ketika menjawab pertanyaan. Berhenti bicara dan menunggu giliran Anda berbicara. Ini soal etika," kata Lorenzo, sewot.

"Dia selalu melakukan itu setiap Kamis--sesi jumpa pers yang rutin dilakukan jelang suatu perlombaan dimulai. Dia perlu menghormati orang lain dan membiarkan mereka bicara," lanjut Lorenzo.

"Ketika pebalap lain sedang berbicara, dia berbicara sangat keras. Itu bukan giliran dia berbicara, tapi dia menginterupsi saya ketika saya sedang berbicara. Saya ingin menjawab pertanyaan yang datang kepada saya, untuk memberikan pendapat saya."

"Tiba-tiba, dia mulai tertawa, suatu hal yang biasa dilakukannya ketika pebalap lain sedang berbicara selama konferensi pers," pungkas Lorenzo.

Persaingan sengit diantara keduanya sendiri sudah jadi rahasia umum di kalangan MotoGP. Hal itu pulalah yang diduga jadi pemicu Lorenzo memutuskan hengkang ke Ducati musim depan. (GP Xtra)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI