Suara.com - Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam sudah menjadi tersangka dalam kasus dugaan penerbitan izin usaha pertambangan sejak Tahun 2009-2014. Saat ini, KPK sedang mengusut kasus tersebut, untuk mendapatkan pihak lain yang terlibat didalamnya.
Kasus yang menjerat Politisi Partai Amanat Nasional itu ternyata tidak hanya berakibat pada dirinya. Karena ternyata, akibat ditetapkannya Nur Alam sebagai tersangka, elektabilitas Bupati Bombana, H.Tafdil langsung merosot menjadi 29,3 persen. Kepercayaan masyarakat Bombana saat ini bahkan beralih kepada Wakil Bupatinya Masyhura Ilah Ladamay yang prosentasenya diatas Tafdil, 36,2 persen.
Diketahui, Nur Alam menerbitkan izin usaha pertambangan kepada PT. Anugrah Harisma Barakah yang bergerak pada pertambangan nikel di Kabupten Buton dan Bombana.
"Kalahnya elektabilitas H.Tafdil dari wakilnya besar kemungkinan terkait rencana pemanggilan Tafdil oleh KPK juga terperiksanya Tafdil oleh Tipikor Polda Sultra terkait penerimaan gratifikasi Rp12 miliar dalam penerimaan CPNS K1 dan K2," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Pemilu Indonesia, Khairul Affan melalui keterangan tertulisnya, Senin (12/9/2016).
Kata Khairul, meningkatnya elektabilitas Ladamay karena sudah sangat dikenal oleh masyarakat Bombana sebagai Wakil Bupati Bombana yang mewakili kaum perempuan yang dianggap bersih dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme.
Selain Tafdil dan Ladamay, dalam survey untuk mengukur kekuatan Pilkada Tahun 2017 mendatang tersebut, ada juga Mantan Bupati Bombana, Atiekurahman yang hanya memperoleh elektabilitas dalam survey tersebut sebesar 5, 2 persen. Sementara, Karsa Jaru Munara sebsar 7,2 persen, Ahmad Mujahid 3,2 persen, Sahrun Gaus 2,3 persen, Andi Firman 2,2 persen, Burhanuddin 2,2 persen, Syafruddin 1,9 persen dan Abdul Jalil 1,8 persen. Namum, sebanyak 8,5 persen masyarakat Bombana belum menentukan pilihannya.
Selain mensurvei elektabilitas, LKPI juga mensurvei tingkat popularitas setiap figur yang digadang-gadang maju dalam Pilkada Sultra Tahun depan. Dan hasilnua, Tafdil mendapatkan suara 89,7 persen dan Ladamay hanya 89,5 persen.
“Untuk tingkat Tingkat Akseptabilitas Masyhura Ilah Ladamay 40,2 persen dan H. Tafdil, 32, 8 persen," katanya.
Sementara untuk tingkat kapabilitas, Ladamay lebih tinggi yaitu mencapai 45,1 persen dibandingkan Tafdil, yang hanya mencapai 30,2 persen.
"Tingginya kapabilitas Masyhura Ilah Ladamay karena masyarakat menganggap Masyura lebih bisa mendekati masyarakat Bombana untuk berusaha memecahkan berbagai persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Bombana saat ini,” tegasnya.