Presiden Joko Widodo mengatakan, bahwa Pemerintah akan menyelesaikan kasus ratusan calon jamaah haji asal Indonesia yang telah berada di Arab Saudi secara ilegal dengan menggunakan paspor Filipina. Ia akan akan menyelesaikannya dengan Pemerintah Filipina.
"Semua akan saya selesaikan, termasuk termasuk yang jamaah kita yang kurang lebih 800-an orang berangkat (ke Arab Saudi) lewat Filipina," kata Presiden Joko Widodo di sela-sela kunjungan kerja di Serang, Banten, Senin (12/9/2016).
Selain itu Jokowi menyatakan bahwa pemerintah Arab Saudi telah menyetujui penambahan kuota bagi jamaah haji Indonesia. Hal ini disepakati kedua negara saat pertemuan bilateral di sela-sela perhelatan G-20 beberapa waktu lalu.
"Kami sudah berbicara dengan Prince Mohammed dari Saudi Arabia waktu di Hangzhou, bahwa kami ingin meminta tambahan kuota haji dan beliau sudah menyampaikan akan ditambah," ujar dia.
Jokowi juga meminta tambahan kuota dari negara-negara yang masih memiliki kelebihan kuota jamaah haji.
"Saya juga sampaikan tambahan itu juga bisa ditambah lagi dengan kuota yang diberikan Filipina, Singapura, Jepang, yang tidak terpakai, akan kita pakai semuanya," tutur dia.
Oleh karena itu, saat kunjungan kenegaraan Presiden Filipina Rodrigo Duterte beberapa hari lalu, Presiden Jokowi telah menyampaikan keinginan tersebut. Bahkan Presiden Duterte menyambut baik keinginan Presiden Jokowi dan bersedia memberikan kuota haji Filipina yang masih tersisa.
"Kemarin waktu ketemu Presiden Duterte juga saya sampaikan, silakan" kata dia.
Namun Jokowi menegaskan bahwa penambahan kuota tersebut akan menggunakan prosedur dan peraturan yang berlaku di masing-masing negara, sehingga tidak akan menimbulkan masalah baru.
"Prosedurnya akan kita benarkan, jangan sampai seperti yang sudah-sudah, sebelum-sebelumnya memakai paspor yang palsu, ini yang menyebabkan _"ruwet"_ di situ," tegas dia.