Didukung 4 Partai, Yusril Klaim Ada Poros Baru di Pilgub Jakarta

Minggu, 11 September 2016 | 19:12 WIB
Didukung 4 Partai, Yusril Klaim Ada Poros Baru di Pilgub Jakarta
Deklarasi dukungan Yusrli Ihza Mahendra berpasangan dengan Saefullah. (suara.com/Bagus Santosa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra mengklaim sudah ‎didukung empat partai. Partai itu adalah Demokrat, PPP, PKB dan PAN.

Dia pun mengaku akan ada deklarasi dirinya maju sebagai calon Gubernur pada kisaran 16 hingga 20 September nanti.

"Silakan bertanya pada Demokrat, PPP, PKB, dan PAN. Tapi bisa saya katakan, titik temu sudah tercapai dan mudah-mudahan ini suatu awal yang baik sampai nanti dideklarasikan dan menjadi pasangan calon dalam 2017," kata Yusril di GOR Cempaka Putih, Jakarta, Minggu (11/9/2016).

‎Deklarasi ini pun akan dilakukan setelah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pulang dari luar negeri dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pulang melaksanakan ibadah haji.

Dengan empat partai ini, Yusril mengatakan, koalisi ini memiliki 28 kursi sebagai syarat maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Rencananya, Yusril akan berdampingan dengan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Saefullah.

Menurutnya, koalisi ini merupakan poros baru dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. Poros baru ini akan melawan dua poros yang sudah ada, yaitu koalisi pendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama yang didukung Golkar-Nasdem-Hanura, dan koalisi pendukung Sandiaga Uno-Mardani Ali Sera yang didukung Gerindra-PKS.

"Jadi kita anggap sudah ada dua pasangan. Dan kita adalah poros baru dari beberapa partai yang sudah melakukan pertemuan berkali-kali dan dimotori oleh Pak SBY dan partai Demokrat," kata dia.

‎Sementara itu, Saefullah yang mendampingi Yusril kali ini mengatakan kesiapannya. Menurutnya, dengan dirinya berpasangan dengan Yusril, sama dengan membentuk koalisi nasionalis-religius.

"Ya memang beberapa kali ketemu chemistrynya cocok. Misalnya, beliau kan tokoh nasional. Kalau saya kan tokoh kampung. Jadi tokoh nasional sama tokoh kampung kan jadi pas," ‎ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI