Negara-negara anggota ASEAN menganggap tiga negara tambahan yaitu Jepang, Republik Rakyat Cina, dan Korea Selatan, merupakan kunci dalam mengawal perdamaian, kestabilan, dan keamanan di kawasan. Hal ini mengemuka dalam pertemuan ke-19 ASEAN Plus Three (APT) di Vientiane, Laos, Rabu (7/9/2016).
"ASEAN Plus Three harus mampu menjadi penjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan," kata Presiden Jokowi yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Presiden Jokowi memandang negara anggota APT harus lebih mengarahkan kerja sama dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan di kawasan yang saat ini kerap diwarnai dengan ketidakpercayaan dan ketegangan.
Presiden mengajak seluruh negara anggota APT untuk terus memperkokoh rasa percaya, menahan diri dari aksi yang meningkatkan ketegangan, menghormati hukum internasional, menyelesaikan secara damai dan mengendepankan kerja sama untuk kesejahteraan. Stabilitas politik dan keamanan kawasan akan menjamin terus berjalannya kesejahteraan yang telah dinikmati oleh negara anggota APT selama ini.
Sementara di bidang ekonomi yang menjadi pondasi utama APT, kerja sama antar negara anggota terus menunjukan ketahanan yang tinggi terhadap tantangan ekonomi dunia. Volume perdagangan antar anggota APT saat ini mencapai USD 708,6 milyar dengan investasi mencapai USD 31 milyar.
"Sudah seharusnya kita bersyukur bahwa kerja sama ekonomi antar anggota APT masih dapat tumbuh positif dan tetap stabil meskipun terjadi perlambatan ekonomi di dunia," ujar Presiden Jokowi.
Untuk menjamin stabiltas ekonomi tersebut, Presiden Jokowi mengusulkan penguatan di bidang perdagangan dan investasi, serta penyediaan jaring pengamanan di sektor strategis seperti keuangan dan ketahanan pangan.
Untuk memastikan stabilitas keuangan, Presiden Jokowi juga mendorong peningkatan kontribusi negara-negara APT pada Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) dan Asian Bond Market Initiative. Dalam isu ketahanan pangan, peran APT Emergency Rice Reserve (APTERR) dipandang penting untuk dapat terus memastikan ketersediaan cadangan beras yang memadai di kawasan.
APT dibentuk pada tahun 1997 sebagai salah satu upaya menghadapi krisis ekonomi di kawasaan Asia saat itu. Negara negara mitra wicara ASEAN yang tergabung dalam APT yaitu Jepang, RRT dan Korea Selatan merupakan partner ekonomi utama ASEAN dan telah menjalin kerja sama baik dan memberikan keuntungan bagi para pihak. APT diharapkan dapat mendukung kesatuan dan sentralitas ASEAN dalam pembangunan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).