Bendung Imigran, Inggris Bangun Tembok Besar di Prancis

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 07 September 2016 | 21:02 WIB
Bendung Imigran, Inggris Bangun Tembok Besar di Prancis
Sejumlah pengungsi berkumpul di dekat toilet umum di Calais, Prancis (Reuters/Charles Platiau).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Inggris akan segera membangun sebuah tembok besar di Calais, Prancis untuk mencegah masuknya para pengungsi dan migran melalui selat Inggris, demikian dikatakan oleh menteri urusan imigrasi Inggris seperti dikutip The Guardian, Rabu (7/9/2016).

Menteri Robert Goodwill di hadapan parlemen Inggris, pada Selasa (6/9/2016), mengatakan bahwa tembok setinggi empat meter itu akan dibangun bersama Prancis. Tembok itu mencegah para imigran yang nekat menyusup ke dalam truk-truk yang akan menyeberang menggunakan feri ke Inggris melalui pelabuhan Calais.

"Masih banyak orang yang berhasil lolos. Kami telah membangun pagar kawat. Kini kami akan membangun tembok," kata Goodwill.

Tembok sepanjang 1 kilometer itu akan menelan biaya sekitar 1,9 juta pound sterling atau sekitar Rp33,1 miliar. Dibangun pada akhir bulan September, tembok raksasa itu diharapkan rampung pada akhir 2016.

Rencananya tembok itu akan dibangun di sisi jalan dua arah tersebut. Fungsinya adalah untuk melindungi truk-truk dari para pengungsi dan imigran yang sering kali nekat menghentikan kendaraan dengan meletakkan batu, kereta belanja, bahkan batang-batang pohon di tengah jalan.

Tembok itu akan dibangun dari beton dan dengan struktur yang sangat halus, sehingga sukar dipanjat.

Di dekat pelabuhan Calais sendiri terdapat sebuah kamp pengungsi yang dihuni oleh sekitar 10.000 orang dari 30 negara.

Rencana itu sendiri telah memantik kritik dari warga lokal. Mereka menjuluki tembok itu sebagai "Tembok Besar Calais". Francois Guennoc juru bicara Auberge des Migrants, sebuah organisasi yang membantu para pengungsi di Calais, mengatakan bahwa tembok tak akan efektif membendung para pengungsi.

"Hasilnya para pengungsi akan bejalan memutar lebih jauh untuk melewatinya," kata Guennoc.

"Di mana pun Anda membangun tembok di dunia ini, orang akan selalu menemukan cara untuk melewatinya. Ini pemborosan. Tembok ini akan membahayakan jiwa, hanya menaikan harga para penyelundup manusia, dan pada akhirnya para pengungsi akan mengambil risiko lebih besar," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI