Suara.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hingga saat ini masih menunggu kesepakatan dari partai yang tergabung dalam koalisi kekeluargaan, terkait dengan bakal calon yang akan diusung dalam Pilkada DKI Jakarta periode 2017-2022.
Sementara ini, nama untuk DKI 1 telah mengerucut dengan perkiraan akan menjadi lawan yang seimbang bagi petahana, yaitu Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno.
"Tidak menutup kemungkinan, keduanya sebagai calon DKI 1 dan DKI 2 (pasangan). Tapi siapa yang akan jadi DKI 1, biarlah mereka yang bermusyawarah lebih dulu," kata Politisi PPP, Arsul Sani di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Arsul mengatakan, dalam konteks Pilkada DKI Jakarta, PPP memposisikan diri sebagai pendukung, bukan partai pengusung.
"Kita mengikuti saja musyawarah mereka. PPP sendiri, kalau kesepakatannya pak Yusril DKI 1, pak Sandiaga DKI 2, kita akan dukung. Kalau sebaliknya, kita akan tetap dukung," ujarnya.
Namun dia mengingatkan, jika ternyata keduanya tidak dapat dipasangkan, dan menghasilkan tiga pasangan calon, maka yang perlu diantisipasi adalah suara yang diperoleh calon petahana, yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Kita akan pertimbangkan juga kemungkinan adanya tiga calon. Karena kalau ada tiga calon, menjadi tugas partai yang tidak mendukung petahana, bagaimana caranya agar petahana tidak menang dalam 1 putaran," kata Arsul.
"Kalau menang 1 putaran itu artinya menang di atas 50 persen. Kalau di bawah 50 persen kan akan ada putaran kedua," tambahnya.