Suara.com - Imigrasi Jakarta Pusat memeriksa dokumen milik saksi yang dihadirkan terdakwa Jessica Kumala Wongso, Beng Beng Ong, Selasa (6/9/2016). Beng merupakan ahli patologi forensik dari Universitas Queensland, Brisbane, Australia. Dia diperiksa terkait visa yang dipakai untuk datang ke Indonesia.
"Dimintai keterangan soal keberadaan visa yang dipakainya," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dam Umum Ditjen Imigtasi Heru Santoso kepada Suara.com.
Sampai saat ini petugas masih memeriksa dokumen Beng. Mengenai apakah ada pelanggaran keimigrasian, Heru belum bisa menjelaskan.
"Belum ada hasilnya masih diperiksa. Masih diperiksa ya, saya belim bisa bicara banyak," kata dia.
Izin kunjungan Beng ke Indonesia mulai dipermasalahakan sejak semalam, di tengah persidangan kasus pembunuhan terhadap Mirna Wayan Salihin. Jaksa penuntut umum mencecar Beng mengenai visa.
Beng mengatakan kedatangannya ke Indonesia pada Sabtu (3/9/2016) menggunakan visa kunjungan.
"Visa kunjungan tidak ada formulir yang diisi," kata Beng.
Jaksa Ardito Muwardi kemudian mempermalahkan keterangan Beng yang tidak mengisi keterangan di formulir visa kunjungan.
Jaksa juga sempat meminta Beng untuk menunjukkan visa kunjungan di persidangan.
"Ada di paspor," kata Beng yang dibantu penerjemah.
Beng menjelaskan kedatangannya ke Indonesia karena sebelumnya diminta kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan. Dia datang untuk memenuhi permintaan Otto untuk membantu menjadi saksi meringankan Jessica.
Jaksa yang lain menganggap kedatangan Beng bisa melanggar undang-undang imigrasi.
"Kalau untuk bekerja di sini itu melanggar. Kalau dalam rangka pasal 102 tinggal tempat menurut UU nomor 6 kena pidana. Kalau artinya seorang ahli terhadap pelanggaran pidana, makanya tujuannya seperti itu," kata dia.
Jaksa juga menanyakan apakah ada fee yang dijanjikan pihak Jessica untuk bisa menjadi saksi meringankan.
Mendengarkan hal tersebut, Otto protes. Menurut Otto pertanyaan itu sudah diluar konteks persidangan. Sidang pun sempat diwarnai perdebatan antara tim jaksa dan pengacara Jessica.
"Sangat tidak etis," kata Otto.
Otto mencontohkan soal kunjungannya ke luar negeri saat menghadiri beberapa persidangan. Menurutnya hal itu tidak pernah dipermasalahkan.
"Saya tidak pernah ditanyakankan soal kunjungan kerja, ini sebagai seorang bangsa kita harus berterimakasih terhadap orang ini," kata Otto disambut riuh pengunjung sidang.
Jaksa Shandy Handika tetap mempermasalahkan visa kunjungan Beng ke Indonesia.
"Peraturan imigrasi sudah jelas. Tadi sudah dibacakan. Kedatangan ahli dapat sah jika kedatangannya juga sah," kata Shandy.
Ketua Majelis Hakim Kisworo berusaha menengahi debat sengit. Hakim mengatakan seharusnya protes jaksa disampaikan sejak awal sidang.
"Cukup, cukup. Andaikan jaksa mengajukan keberatan seharusnya dilakukan di awal. (Keterangan aksi ahli) sudah berlangsung maka saksi kita dengar," kata Hakim Kisworo
Hakim kemudian memutuskan melanjutkan sidang untuk mendengar keterangan saksi ahli.
"Ini sudah clear ya. Sidang kita lanjutkan lagi," kata Hakim Kisworo.