Suara.com - Sebuah ledakan besar menghantam pusat kota Kabul, Senin tengah malam (waktu setempat) dan menewaskan setidaknya 24 orang dan melukai 91 orang lainnya. Peristiwa ini terjadi beberapa jam setelah serangan bunuh diri oleh kelompok Taliban di dekat Kementerian Pertahanan, Afghanistan.
Korban tewas termasuk sejumlah pejabat tinggi bidang keamanan. Suara tembakan terdengar secara sporadis di wilayah sekitar gedung-gedung kedutaan dan pemerintahan di ibu kota negara Afghanistan itu, termasuk gedung Kementerian Dalam Negeri. Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab.
Sebelumnya, dua bom meledak di tengah kerumunan pada sore hari, Senin (5/9/2016) di daerah ramai kota tersebut, yang dekat dengan Kementerian Pertahanan.
Taliban segera menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang dilakukan oleh seorang pengebom bunuh diri dan mengenai sejumlah personel pasukan keamanan dan warga sipil.
"Ketika ledakan pertama terjadi, orang-orang mengerumuni lokasi dan kemudian ledakan kedua terjadi, ledakan sangat kuat dan membunuh banyak orang," kata seorang saksi kejadian, Samiullah Safi.
"Seorang jenderal angkatan darat dan dua komandan senior polisi juga ikut terbunuh," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan.
Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu, yang telah menewaskan 58 petugas dan komandan militer.
Kelompok militan telah meningkatkan serangannya terhadap pemerintahan dukungan Barat dalam beberapa pekan belakangan, setelah jeda sesaat, menyusul kematian mantan pemimpin mereka, Mullah Akhtar Mansour.
Pengemboman ganda itu terjadi kurang dari dua minggu setelah kelompok pria bersenjata menyerang American University di Kabul hingga menewaskan 13 orang.
Insiden itu merupakan serangan paling maut di Kabul sejak seorang pengebom bunuh diri pada 23 Juli lalu menyerang kerumunan pengunjuk rasa hingga menewaskan 80 orang. Serangan tersebut dinyatakan dilakukan oleh kelompok penjahat ISIS. (Antara)