Diserang Terus Pakai Isu Kafir, Ahok Sudah Menduganya

Minggu, 04 September 2016 | 13:02 WIB
Diserang Terus Pakai Isu Kafir, Ahok Sudah Menduganya
Aksi massa menolak Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) [suara.com/Erlangga Bregas Prakoso]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mengapa kelompok masyarakat yang mengatasnamakan Barisan RT dan RW menolak Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) maju ke pilkada Jakarta periode 2017-2022? Barisan ini merupakan salah satu kelompok yang, hari ini, demonstrasi bersama Hizbut Tahrir dan sejumlah ormas, untuk menentang Ahok di sekitar patung kuda kencana, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

"Ini kan (hewan kurban) sudah menjadi budaya umat muslim. Ini kan memang ritual yang biasa dilakukan, tapi malah dilarang. Makanya kami menolak gubernur kafir seperti itu yang tidak bisa memimpin umat muslim," kata Koordinator Baret Munajat saat ditemui di lokasi.

Kebijakan Ahok yang mereka maksud ialah aturan agar penjualan serta pemotongan hewan kurban tidak di sembarang tempat, termasuk pinggir jalan. Ahok menyarankan agar hal itu dilakukan di tempat-tempat yang aman dan sehat.

Munajat juga menuding Ahok mempersulit hak masyarakat untuk mendapatkan KTP.

"Diberitakan masyarakat ini lagi pada susah urus e-KTP itu. Sampai pada ngantri berbulan-bulan bolak balik kelurahan nggak bisa juga. Ini kan kesalahan Ahok yang nggak bisa memimpin. Jangan bikin sulit lah di Jakarta ini, bikin ribet masyarakat aja," katanya.

Banyak hal yang dia tuduhkan ke Ahok. Itu sebabnya, dia mengajak masyarakat memilih pemimpin Jakarta yang pro rakyat, bukan pro pengusaha.

"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat menolak Ahok yang telah dzalim kepada masyarakat kecil selama ini," kata dia.

Terkait isu SARA, sebelumnya, Ahok mengatakan isu semacam itu biasanya selalu mewarnai jelang pilkada. Ahok yang sekarang sedang persiapan maju ke pilkada Jakarta 2017 sudah siap diisukan macam-macam.

"Jadi masalah kan jelang pilkada atau politik. Kalau nggak ada pilkada politik nggak ada ribut-ribut kok," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Menurut dia isu semacam itu biasanya dimainkan untuk menjatuhkan lawan politik.

Mantan Bupati Belitung Timur menyontohkan ketika berlangsung pilkada di Belitung Timur. Ketika itu, muncul isu salah satu calon bukan putra daerah.

"Begitu ada pilkada semua jadi. Sebagai contoh di Beliung Timur dan Belitung Induk, dibilang jangan pilih dia lho, dia Belitung Induk bukan timur. Atau dia orang Palembang lho bukan asli orang kita," uajar Ahok.

"Atau dia (diisukan) orang Belitug Timur dari kecil sudah pergi dan sudah besar mau jadi kepala daerah mau pulang. Itu juga dikeluarin. Apalagi yang beda agama beda ras beda etnis beda suku," Ahok menambahkan.

Ahok mengatakan masyarakat Indonesia sebenarnya memiliki tingkat toleransi yang tinggi. Hanya saja, pada saat tertentu masyarakat termakan oleh isu yang dimainkan orang yang berkepentingan.

"Sebenarnya kita intoleran kecil sekali. Bangsa ini kan toleransi tinggi. Liat saja di jawa bisa punya empat lima agama satu rumah," kata Ahok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI