Suara.com - Mengapa kelompok masyarakat yang mengatasnamakan Barisan RT dan RW menolak Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) maju ke pilkada Jakarta periode 2017-2022? Barisan ini merupakan salah satu kelompok yang, hari ini, demonstrasi bersama Hizbut Tahrir dan sejumlah ormas, untuk menentang Ahok di sekitar patung kuda kencana, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
"Ini kan (hewan kurban) sudah menjadi budaya umat muslim. Ini kan memang ritual yang biasa dilakukan, tapi malah dilarang. Makanya kami menolak gubernur kafir seperti itu yang tidak bisa memimpin umat muslim," kata Koordinator Baret Munajat saat ditemui di lokasi.
Kebijakan Ahok yang mereka maksud ialah aturan agar penjualan serta pemotongan hewan kurban tidak di sembarang tempat, termasuk pinggir jalan. Ahok menyarankan agar hal itu dilakukan di tempat-tempat yang aman dan sehat.
Munajat juga menuding Ahok mempersulit hak masyarakat untuk mendapatkan KTP.
"Diberitakan masyarakat ini lagi pada susah urus e-KTP itu. Sampai pada ngantri berbulan-bulan bolak balik kelurahan nggak bisa juga. Ini kan kesalahan Ahok yang nggak bisa memimpin. Jangan bikin sulit lah di Jakarta ini, bikin ribet masyarakat aja," katanya.
Banyak hal yang dia tuduhkan ke Ahok. Itu sebabnya, dia mengajak masyarakat memilih pemimpin Jakarta yang pro rakyat, bukan pro pengusaha.
"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat menolak Ahok yang telah dzalim kepada masyarakat kecil selama ini," kata dia.
Terkait isu SARA, sebelumnya, Ahok mengatakan isu semacam itu biasanya selalu mewarnai jelang pilkada. Ahok yang sekarang sedang persiapan maju ke pilkada Jakarta 2017 sudah siap diisukan macam-macam.
"Jadi masalah kan jelang pilkada atau politik. Kalau nggak ada pilkada politik nggak ada ribut-ribut kok," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Menurut dia isu semacam itu biasanya dimainkan untuk menjatuhkan lawan politik.