Suara.com - Sedikitnya 12 orang tewas sementara 52 lainnya terluka akibat dua ledakan bom yang terjadi di sebuah gedung pengadilan di Kota Mardan, Provinsi Kyber Pakhtunkhwa, Pakistan bagian barat laut, Jumat (2/9/2016).
"Sejauh ini kami sudah mengevakuasi 12 jenazah pengacara, anggota kepolisian, dan warga sipil. Di samping itu, kami juga mengevakuasi 52 korban luka, termasuk pengacara, anggota kepolisian, dan warga sipil dari lokasi," kata Ketua Tim SAR Kota Mardan, Haris Habib kepada Reuters.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak maupun kelompok yang menyatakan bertanggungjawab atas serangan tersebut. Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menyatakan bahwa aksi serangan bom tidak akan menghentikan genderag perang yang ditabuh pemerintah untuk memerangi terorisme.
Bom di Permukiman Warga Kristen
Sementara itu, Jumat pagi, serangan bom bunuh diri terjadi di sebuah permukiman warga Kristen di dekat Bendungan Warsak, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Sedikitnya seorang petugas keamanan di permukiman tersebut tewas terbunuh, sedangkan dua tentara, seorang polisi, dan dua penjaga keamanan sipil terluka.
Jamaat-ur-Ahrar, sebuah faksi Taliban, mengklaim bertanggungjawab atas serangan bom tersebut. Juru bicara Taliban, Ehsanullah Ehsan mengatakan, ada beberapa korban akibat serangan di kawasan tersebut.
Pihak militer Pakistan mengatakan, penyerang berjumlah empat orang, dan kesemuanya mengenakan rompi bom bunuh diri serta membawa senjata api. Para penyerang dinyatakan tewas. (Reuters)